Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi

Lecturer ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Pertama Ikut Lomba Lari 5K, Bonus Pelajaran Hidup

26 Mei 2025   10:46 Diperbarui: 27 Mei 2025   13:50 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | pace keong lagi foto

Ternyata orang yang ikut lomba lari itu sekarang saya.

Hari ini ada sebuah fenomena menarik yang saya pikir itu justru baik. Fenomena lari yang kini menyerbak warga dari mulai tingkat ibu kota sampai kabupaten. Bahkan ada istilah yang mengatakan pelari FOMO (Fear of Missing Out) atau pelari karena hanya ikutan tren/takut ketinggalan zaman. Kenapa baik? Karena tren ini menyangkut aktivitas fisik yang masuk dalam kategori olahraga yang baik untuk kesehatan. 

Data Survei Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa 62,6% penduduk usia 10 tahun ke atas berada pada kategori cukup dengan alasan terbanyak tidak melakukan aktivitas fisik (48,7%) adalah karena tidak punya waktu.

Tidak heran kemudian saat ini banyak sekali acara/event yang berkaitan dengan lari terselenggara. Istilahnya race/lomba lari dengan beragam kategori seperti 3k, 5k, 10k, HM (half marathon) sampai marathon.

Ya, jika dipantau rasanya tiap bulan pasti ada event yang bisa diikuti, apalagi didukung dengan adanya teknologi, munculah istilah lari virtual/virtual run. Dengan biaya pendaftaran yang tentunya juga bervariasi.

Akhirnya Ikut Lomba Lari: Pengalaman "Virgin 5K"

Butuh waktu hampir 2 tahun, akhirnya saya beranikan diri untuk mengikuti lomba lari. Kalau kata catatan aplikasi yang terhubung dengan smartband saya, lomba lari ini adalah olahraga lari ke-88 kali yang saya lakukan. Wow, yaa!

Semua itu karena tujuan saya lari bukan semata-mata karena ingin dilombakan, yang utama adalah karena alasan kesehatan saya (kolesterol tinggi).

Namun, barangkali ini bonus yang diberikan Tuhan, setelah kolesterol saya terkontrol, lari kini sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang menyenangkan dan mengapa tidak dicoba untuk dilakukan bersama-sama dengan yang lain? Seperti dalam perlombaan lari, misal.

Alasan lain karena perlombaan lari kali ini dilakukan di tempat yang akan menjadi "rumah" selanjutnya. Tempat yang kelak akan saya jadikan tempat mengumpulkan banyak pengalaman. Momen yang rasanya pas jika saya jadikan sebagai ritual "kulo nuwun" atau permisi sebagai warga kota yang akan memulai lembaran baru. Pas sekali!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun