Dibangun sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, candi Borobudur memiliki 1460 relief dan 504 stupa dengan bentuk bangunan punden berundak yang terdiri dari 10 tingkat.
Kalau dipikir-pikir,barangkali relief adalah bentuk update status untuk mengabarkan peristiwa atau hal apa yang sedang terjadi pada masa itu.
Dari banyaknya cerita yang ingin disampaikan lewat relief, salah satu yang menarik adalah mengenai relief instrument musik yang ditemukan. Dan yang membuat takjub, meski sudah 1300-an tahun berlalu, banyak instrument musik yang tergambarkan di relief candi Borobudur masih dimainkan sampai sekarang. Bukan hanya dimainkan di berbagai tempat di Indonesia, pun di berbagai penjuru dunia.
Terdapat sebanyak 226 relief Alat Musik jenis Aerophone (tiup), Cordophone (petik), Idiophone (pukul) dan Membranophone (ber-membran), serta 45 relief Ansambel di dinding candi.-PEJ Ferdinandus
Tak kalah menarik adalah dari segi bentuk instrument yang masih sama persis seperti yang terpampang di relief candi.
Sound of Borobudur, Gerakan Kebangsaan Melalui Budaya
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Namanya Sound of Borobudur, upaya yang sudah dilakukan anak-anak bangsa untuk membunyikan kembali peradaban Borobudur yang telah terpendam selama ribuan tahun. Dalam gerakan ini, semua instrument musik yang terpahat di relief Borobudur direaktualisasi.
Gerakan ini juga menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia bahwa sejak dulu Indonesia sudah memiliki peradaban tinggi dan budaya luhur.nSebagai salah satu warga Indonesia, apakah kamu sudah bangga dengan hal ini? Seharusnya sih bukan bangga saja, tetapi bangga sekali.
Untuk mengetahui lebih lanjut, silakan cari informasinya di sini (Instagram) (website)
Salam,
Listhia H. Rahman