Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tolong, Jangan Asal Membunyikan Klakson!

9 September 2017   22:48 Diperbarui: 11 September 2017   13:56 4279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diambil dari youtube Raisa

Begini, kalau kalian tahu dan mau memaknai artinya, klakson menurut kbbi adalah alat (berupa terompet) yang dibunyikan dengan listrik pada mobil atau kendaraan bermotor lainnya, digunakan sebagai tanda peringatan akan keberadaan kendaraan tersebut. Mudeng? Boleh tuh di bagian "digunakan sebagai tanda peringatan", digarisbawahi kalau perlu beri cetak tebal biar makin mengerti.

Barangkali penggunaan klakson masih belum banyak orang paham, karena saya sendiri juga masih menemukan dan mendengar dari salah satu stasiun radio 'ternama' yang 'berusaha' mengajak masyarakat agar mengerti dengan menyisipkan iklan layanan masyarakat perihal klakson yang tidak digunakan sebagaimana fungsinya. Dalam pesan tersebut diingatkan bahwa penggunaan klakson berlebih bisa jadi tanda bahwa kamu tidak paham akan penggunaannya.

Contoh dan Terapkanlah

Halah klakson aja kok repot!

Nampaknya memang hal yang sederhana sih. Tetapi, jangan kira ini akibatnya juga jadi sederhana. Penggunaan klakson yang tidak sesuai fungsi bisa membuat pengendara lain jadi malah panik, jadi tergesa-gesa pun dikhawatirkan justru malah membuat celaka. 

Paling tidak itu sih yang saya rasa ketika saya tiba-tiba diklakson padahal tidak salah dan atau bukan suatu peringatan penting atau bisa dikatakan juga sebagai diklakson yang demi kepentingan pribadi semata. Padahal jalan itu milik kita semua! Huft. #curhat

Terkadang tiap saya berkendara saya justru berandai, andai  bahwa saya berada di negara Jepang. Pasalnya yang saya pernah dengar dan baca dari beberapa berita di media, Jepang adalah negara yang 'pelit' dalam memberi klakson. 

Bagi mereka, membunyikan klakson kalau memang  tidak terlalu penting, justru hanya akan membuat bising. Kurang lebih, prinsip saya berkendara sama deh dengan orang jepang! Hihi. Pun dengan di Jerman, waktu itu saya juga pernah baca dari salah satu kompasianer, Mbak Gana, yang pernah membahas klakson dan di sana ternyata juga tak boros soal klakson.

Klakson bagi saya adalah soal prinsip berkendara. Di mana tiap dijalan  saya tidak akan pernah menggunakan klakson kalau memang dirasa tidak perlu-perlu amat karena saya tahu rasanya di klakson tanpa alasan itu menyebalkan, juga mengagetkannya itu lho bikin gak fokus. 

Nah, untuk mewujudkan hal tersebut, sepertinya ada satu  hal yang penting yang harus diingat yaitu berkendaralah dengan baik dan benar di jalan dengan tidak memberi klakson sembarangan juga agar tidak mendapat teguran klakson dari kendaraan di belakang.

Jadi, mari perbaiki cara berklakson sama-sama, yuk. Gunakan kalau dirasa perlu saja dan memang penting karena dampaknya bisa jadi membuat orang jadi kaget yang kemudian bisa berujung celaka. Padahal klakson dibuat untuk sebaliknya, menghidarimu dari celaka, menjadi peringatan bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun