Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah Produk yang “Bebas atau Rendah Lemak” Baik untuk Kamu?

6 September 2016   23:13 Diperbarui: 7 September 2016   04:46 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.eschooltoday.com I ilustrasi

Di zaman ini, masyarakat mulai –atau memang dituntut—untuk pandai. Salah satunya pandai dalam memilah milih makanan apa yang akan mereka makan. Apalagi penyakit-penyakit yang berdatangan sekarang banyak yang timbul karena dampak makanan yang sembarangan. Kemudian karena itu, perlahan masyarakat sadar. Bahwa makanan yang mengandung unsur “jahat” harus ditinggalkan, dan menggantikannya yang baik-baik saja. Tapi apakah benar yang disangka “jahat” benar-benar jahat seperti dugaannya?

Yang dianggap Jahat..

Salah satu yang sering menjadi dianggap “jahat” oleh kita adalah lemak dan kolesterol. Ya, kita sering menyalahkannya karena mereka –lemak dan kolesterol— lah yang kebanyakan menganggu kesehatan kita. Tidak hanya mengajak kita menjadi gemuk (obesitas), mereka pun membawa teman-teman yang lain seperti hipertensi sampai penyakit jantung.

Ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi unsur “jahat” itu pun bermunculan dan bersamaan itu terbukalah kesempatan baik bagi produsen makanan. Produsen makanan mulai gencar menciptakan produk makanan yang menjadi impian para konsumen, yang tidak menimbulkan ketakutan dan menawarkan jaminan sehat. 

Untuk meyakinkan konsumen, digunakanlah istilah beragam di label makanan sebagai penekanan bahwa produknya benar-benar baik. Coba tengoklah sendiri label yang ada dimakananmu, adakah istilah atau pernah berjumpa dengan “non-cholesterol” , “low fat” atau “fat-free”? Ingat, kita ini memang memiliki kecenderungan memilih makanan yang terbaik, dan inilah yang  menjadi cara marketing produsen produk-produk tersebut.

Lalu, Apa Memang Benar-benar Baik?

Pengunaan istilah label “fat-free” atau bebas lemak sesungguhnya bukan berarti makanan tersebut tidak sama sekali mengandung lemak. Menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika), diartikan sebagai makanan yang mengandung kurang dari 0,5 gram lemak per sajian/porsi. Sedang low-fat atau rendah lemak menyediakan 3 gram lemak per sajian atau kurang dari itu.

Dibalik Pembuatannya..

Untuk memproduksi makanan  seperti  low-fat atau rendah lemak, produsen makanan harus mengganti lemak hewani dalam produk mereka dengan minyak nabati tidak jenuh (un-saturated). Beberapa bahkan harus mengubah struktur minyak nabati tersebut agar bisa digunakan. Nah, untuk melakukannya produsen melakukan proses yang disebut hidrogenasi. Sederhannya mengubah minyak nabati (cair) menjadi margarin/olesan.

Sayangnya, proses hidrogenasi ini dapat meningkatkan lemak trans (trans-fat) yang juga tidak baik untuk tubuh. Inilah salah satu “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan produsen makanan, paling tidak mengurangi lemak trans yang dihasilkan.

Gula yang ditambahkan

Semua sepakat, makanan yang berlemak memang jauh lebih beraroma dan rasanya lezat. Maka bisa dibayangkan jika makanan “dihilangkan atau kehilangan” lemaknya seperti apa,kan?

Untuk mengatasi hal ini, salah satu yang dilakukan produsen makanan adalah menambahkan gula agar konsumen masih dapat merasakan sensai rasa dan juga tekstur. Singkatnya, makanan  low fat justru cenderung mengandung tinggi karbohidrat (gula) dan memiliki jumlah kalori  tak jauh dari produk asli (dengan lemak pada umumnya). Padahal , makanan yang mengandung gula  dapat membuat gula darah cepat naik dan turun drastis tiba-tiba, yang kemudian bisa membuat tubuh menjadi lemas,lho.

Lemak : Bukan Tidak Sama Sekali, tetapi Pilih yang Baik

Tidaklah sepenuhnya benar , jika lemak dan kolesterol slalu kita salahkan. Pasalnya kita pun butuh mereka, seperti lemak yang dapat menjadi cadangan energi sampai menjaga suhu tubuh sedangkan  kolesterol kita perlukan seperti untuk membentuk hormon dan juga empedu. Oya, lemak juga dibutuhkan untuk menyerap vitamin larut lemak yaitu A,D,E dan K (vitamin-vitamin yang berperan untuk kekebalan tubuh)

Kebutuhan lemak dalam sehari tidak boleh dihilangkan, tetap harus dicukupi (tidak berlebihan). Pilihlah lemak yang baik seperti lemak dalam kacang-kacangan,biji-bijian, minyak nabati atau ikan, yang juga menyediakan asam lemak esensial yang tidak dapat dibuat tubuh ( omega 3 ) untuk kita. Omega -3 ini sangat baik untuk menjaga kesehatan pembuluh darah, memproduksi hormon dan juga untuk fungsi syaraf.

Kalori adalah kalori, apapun asalnya dari karbohidrat atau lemak. Karena apa-apa yang berlebihan jadi sebabnya. Nah, untuk itu bijaklah dalam memilih produk makanan. Alih-alih ingin menjadi sehat malah jadi sebaliknya. Ingat, kesehatanmu bukanlah prioritas utama mereka (produsen makanan).

“Just because a product is labeled ‘fat-free’ or ‘lowfat’ doesn’t mean it’s healthier or even lower in calories,” Jared Koch

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun