Setelah menikah dengan seorang laki-laki yang pernah mengirimkan kartu pos padanya, Simon. Jetty telah merencanakan matang-matang masa depannya dengan suaminya, termasuk soal anak. Kami selalu berjalan dengan nalar, tidak hanya perasaan. Hidup kami memang berdasarkan rencana demi rencana (Hal-88). Setelah melahirkan anak pertamanya , Rava , ia sempat memutuskan stop menari , namun ternyata tidak bisa dilakukannya. Ia tetap mempersiakan pementasan dan menari lagi.
Memang benar kata peribahasa, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitupula yang ia alami dengan anak keduanya, Vaya. Semenjak kecil, Vaya telah memperlihatkan kesukaannya pada tarian ballet. Hingga kemudian makin kesini makin terlihat, Vaya memang punya bakat dalam balet.
Disajikan dengan foto ilustrasi yang cantik, kalian tidak akan rugi membelinya. Buku yang boleh dibaca untuk siapa saja tidak harus seorang balerina. Buku tentang perjalanan hidup dan cara bijak menyikapinya. Silakan temukan di rak Gramedia di kotamu!

Belum setahun kami saling mengenal, namun saya beruntung bisa bertemu dengannya. Artikel tentang pengalamannya menari di Jerman adalah penyebabnya. Dari kesenangan akan tarian dan tulisan membuat kami seperti hari ini. Terima kasih Mbak Gana, untuk pertemuannya kemarin, untuk buku memoar yang begitu cantik. Tulisan dari mbak Gana di buku tersebut akan menjadi penyemangat saya. Dan tahu gak sih mbak?? Dari bedah buku kemarin, impian saya menulis buku makin menjadi-jadi. Menulis buku biografi yang sosoknya sudah saya tulis dipikiran. Semoga, menyusul. Mengadakan bedah buku saya sendiri. Waaahhhh...dateng yaa teman-teman. Hihi

“Mbak, pamit pulang dulu ya” karena hampir pukul lima sore, saya putuskan pamit pulang duluan.
“Oya..sampai jumpa lagi”
“Pasti... ketemu lagi!”