Integrasi AI dan Teknologi Digital dalam Tata Kelola
Platform tata kelola berbasis AI mengalami ekspansi pesat, dengan proyeksi peningkatan proyek AI agentic sebesar 48% pada akhir 2025, sementara 36% organisasi telah menerapkan AI generatif. Di Indonesia, tren ini mulai diadopsi melalui platform digital seperti yang diterapkan Telkomsigma dengan platform Digipactum, Granta, dan Frederica untuk pengelolaan kontrak dan penilaian risiko.
Masyarakat melihat digitalisasi GCG sebagai langkah maju, namun masih khawatir tentang keamanan data dan kapasitas SDM untuk mengoperasikan sistem tersebut.
2. Perubahan Fokus ESG dan Keberlanjutan
Terjadi pergeseran fokus ESG di berbagai yurisdiksi, dengan beberapa pasar seperti EU dan Brasil menghadapi perubahan kerangka regulasi, sementara di AS terjadi penarikan aktivitas wajib sejak awal administrasi Trump.
Di Indonesia:
*Institute of Indonesia Chartered Accountants meluncurkan Roadmap Standar Pengungkapan Keberlanjutan pada akhir 2024, yang akan efektif mulai 1 Januari 2027.
*Pemerintah memperluas sistem SIMBARA untuk memantau komoditas nikel dan timah guna meningkatkan transparansi dan kepatuhan regulasi di sektor mineral dan batu bara
Ada apresiasi terhadap komitmen keberlanjutan, tetapi publik skeptis apakah ini hanya "greenwashing" atau implementasi nyata yang berdampak pada lingkungan dan masyarakat.
3. Peningkatan Standar Dewan Komisaris dan Direksi
Tekanan pada agenda dewan dan anggota meningkat seiring bertambahnya kompleksitas tantangan bisnis, mendorong anggota dewan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk pekerjaan mereka.
Perencanaan suksesi CEO menjadi prioritas global, dengan perusahaan menyadari bahwa memulai perencanaan suksesi lebih awal mengurangi risiko dan meningkatkan peluang transisi CEO yang lancar.
Masih ada kritik bahwa banyak komisaris independen di Indonesia belum benar-benar independen, sering kali memiliki hubungan dengan pemegang saham pengendali atau manajemen.
4. Manajemen Risiko yang Lebih Proaktif
Dewan khawatir ketergantungan perusahaan pada teknologi mencapai titik tertinggi, menciptakan peluang terjadinya gangguan, pemadaman bisnis, pelanggaran data, dan ancaman keamanan siber.
OJK mengeluarkan regulasi baru OJK Reg 45/2024 yang mengubah persyaratan pengungkapan informasi material dari dua hari kerja menjadi lebih cepat untuk meningkatkan transparansi.
Publik menilai positif langkah-langkah pencegahan risiko, namun masih ada keraguan terhadap kesiapan perusahaan menghadapi ancaman siber yang semakin canggih.
5. Aktivisme Pemegang Saham yang Meningkat
Kampanye aktivis meningkat 22% pada paruh pertama 2024 dibanding 2023, kembali ke level pra-pandemi, dengan 27 CEO digulingkan oleh aktivis sebagai hasil dari 117 kampanye aktivis di 2024.
Di Indonesia, proxy advisor semakin menyuarakan pendapat mereka dalam rapat pemegang saham terkait kompensasi promotor, penunjukan direktur, atau transaksi pihak berelasi.
Pemegang saham minoritas di Indonesia mulai lebih vokal, meskipun masih jauh tertinggal dibanding negara maju. Masih ada hambatan struktural dan budaya "sungkan" untuk melawan pemegang saham mayoritas.
Kasus Penerapan GCG Terbaik di Indonesia 2025 :
1. PT Perusahaan Gas Negara (PGN)
PGN meraih ASEAN Corporate Governance Conference and Awards (ASEAN CGCA) 2025, masuk dalam 50 perusahaan terbaik di ASEAN dari 569 perusahaan yang dinilai, dan meraih posisi Top 5 Indonesia PLCs berdasarkan ACGS 2024.
Praktik Unggulan:
* Penerapan ESG terintegrasi dalam setiap proses bisnis
* Transparansi informasi yang konsisten
* Kepatuhan terhadap POJK 21/2015 tentang Tata Kelola Perusahaan Terbuka.
2. PT Telkom Sigma (Telkomsigma)
Telkomsigma meraih penghargaan "Indonesian In-House Counsel Elite 2025" berkat konsistensi memperkuat tata kelola melalui platform digital Digipactum dan Granta untuk pengelolaan kontrak end-to-end, serta platform Frederica untuk penilaian dan mitigasi risiko.
Praktik Unggulan:
*Menerapkan ISO 37001:2016 tentang Sistem
* Manajemen Anti Penyuapan (SMAP)
* Menyelenggarakan program knowledge update terkait SMAP, PDP, dan tata kelola melalui e-learning dan compliance week
* Digitalisasi penuh proses tata kelola dan kepatuhan
3. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 3
Menyelenggarakan sosialisasi GCG dan Whistleblowing System tahun 2025 dengan melibatkan seluruh pejabat struktural, mitra kerja, dan pemangku kepentingan termasuk KSOP, TNI AL, Kejaksaan, dan Bea Cukai.
Praktik Unggulan:
Whistleblowing System menggunakan single channel pelaporan yang dikelola pihak ketiga secara objektif, profesional, dan independen dengan jaminan kerahasiaan identitas pelapor.Melibatkan stakeholder eksternal dalam komitmen GCG.
4. PT MRT Jakarta
Meskipun sebagai BUMD, MRT Jakarta menunjukkan komitmen kuat dengan:
*Kerja sama dengan BPKP untuk pengembangan infrastruktur GCG
*Penerapan manual GCG komprehensif yang mengatur semua organ perusahaan
*Implementasi prinsip-prinsip GCG dalam semua lini bisnis dan unit
5. PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo)
Meraih penghargaan sebagai salah satu Top 50 Mid-Cap Public Listed Companies pada IICD Corporate Governance Conference and Award 2025, menunjukkan bahwa perusahaan menengah juga mampu menerapkan GCG berkelas internasional.
Praktik Inovatif yang Belum Banyak Dipublikasikan:
1. Integrasi AI dalam Risk Assessment
Beberapa perusahaan BUMN mulai menggunakan platform AI untuk:
* Analisis risiko real-time berdasarkan big data
* Prediksi potensi fraud melalui pattern recognition
*Automasi compliance monitoring
2. Blockchain untuk Transparansi Supply Chain
Perusahaan tambang dan manufaktur mulai pilot project blockchain untuk:
Tracking asal-usul bahan baku
Verifikasi praktik ESG di supply chain
Transparansi pembayaran royalti dan pajak
3. Gamifikasi Program Compliance
Beberapa perusahaan teknologi mengadopsi:
* Aplikasi mobile untuk pelatihan GCG dengan sistem reward
* Quiz dan simulasi dilema etika
*Leaderboard kepatuhan per divisi
4. Virtual Reality untuk Board Meeting
Perusahaan dengan operasi tersebar mulai menggunakan:
* VR untuk inspeksi virtual site operasional
*Immersive presentation untuk strategic planning
*Digital twin untuk simulasi keputusan investasi
5. Integrated Reporting Dashboard
Platform dashboard yang menggabungkan:
- Â Financial performance
- ESG metrics real-time
- Stakeholder sentiment analysis dari social media
- Compliance status otomatis
Tantangan dan Kritik Publik
Kesenjangan Implementasi
a. Gap Awareness: Manajemen puncak paham GCG, tapi tidak sampai ke level operasional
b. Formalistic Compliance: Banyak perusahaan hanya memenuhi checklist tanpa internalisasi nilai
Penegakan yang Lemah :
- Sanksi tidak sebanding dengan pelanggaran
- Proses hukum yang lama dan berbelit
- Kurangnya contoh kasus dengan hukuman berat yang efek jera
Konflik Kepentingan :
- Masih banyak transaksi benturan kepentingan yang "legal" tapi tidak etis
- Related party transactions yang merugikan pemegang saham minoritas
- Praktik kronisme dalam tender dan procurement
Keterbatasan Pengawasan
- Kapasitas OJK dan regulator masih terbatas
- Dewan Komisaris sering rangkap jabatan di banyak perusahaan
- Komite audit yang tidak efektif
Harapan dan Rekomendasi Publik untuk 2025--2026Â :
- Mandatory ESG Reporting yang terstandarisasi dan diaudit independen
- Whistleblower Protection Law yang komprehensif dengan mekanisme reward
- Director Certification Program wajib untuk semua komisaris dan direktur perusahaan publik
- Real-time Disclosure Platform untuk transaksi material
- Independent Board Evaluation oleh pihak eksternal setiap tahun
- Severe Penalties untuk pelanggaran GCG termasuk denda hingga 10% omzet
- Public Beneficial Ownership Registry untuk transparansi struktur kepemilikan
- Mandatory Rotation untuk auditor eksternal dan anggota komite audit
- Diversity Quota yang progresif untuk board composition
- Technology Governance Framework khusus untuk perusahaan digital
- Opini publik tentang GCG di Indonesia 2025 menunjukkan optimisme hati-hati. Di satu sisi, ada kemajuan signifikan dalam adopsi teknologi, kerangka regulasi yang lebih kuat, dan meningkatnya awareness. Di sisi lain, masih ada skeptisisme terhadap keseriusan implementasi, efektivitas penegakan hukum, dan political will untuk memberantas praktik korupsi struktural.
- Kunci keberhasilan GCG di Indonesia bukan hanya pada compliance tetapi pada transformasi budaya korporasi yang menjadikan integritas, transparansi, dan akuntabilitas sebagai DNA organisasi, bukan sekadar kewajiban regulasi.@lisnaseptiyani17gmail.com,llisspy_23.
https://www.pwc.com/gx/en/issues/c-suite-insights/annual-corporate-directors-survey.html , https://www.ey.com/en_gl/insights/board-matters/how-boards-can-navigate-the-geopolitical-and-economic-uncertainty-of-2025,https://www.ey.com/en_gl/insights/board-matters/how-boards-can-navigate-the-geopolitical-and-economic-uncertainty-of-2025,https://www.spencerstuart.com/research-and-insight/board-governance-trends,https://corpgov.law.harvard.edu/2024/08/13/2024-proxy-season-review/,https://corpgov.law.harvard.edu/2024/08/13/2024-proxy-season-review/,https://www2.deloitte.com/us/en/insights/topics/leadership/corporate-governance-trends.html,https://www.pwc.com/id/en/publications/assurance/2024-indonesia-capital-market-outlook.html,https://www.pgn.co.id/en/news-detail/1022/pgn-raih-asean-corporate-governance-award-2025,https://www.telkomsigma.co.id/id/berita/telkomsigma-raih-penghargaan-indonesian-in-house-counsel-elite-2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI