Mohon tunggu...
Lisna
Lisna Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

XI MIPA 4 SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Hujan" Karya Tere Liye

5 Maret 2021   21:46 Diperbarui: 5 Maret 2021   21:47 66475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Penerbit Gramedia

Identitas buku

Judul                    : Hujan

Penulis                : Tere Liye

Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Umum

Tahun terbit     : 2016

Tebal buku        : 320 halaman (20 cm)

ISBN                    : 978-602-03-2478-4

Sinopsis

Novel ini menceritakan kisah cinta dua tokoh utama, yaitu Lail dan Esok. Novel ini juga menceritakan kisah dan perjuangan hidup Lail, yang harus menjadi yatim piatu diusia 13 tahun. Lail dan Esok bertemu setelah letusan gunung berapi pada tahun 2042. Akibat dari letusan gunung berapi ini menghancurkan sebagian besar bumi dan hanya meninggalkan 10% manusia di bumi, serta merusak iklim dan cuaca bumi. Lail dan Esok tinggal di tempat pengungsian, mereka selalu bersama-sama dan tidak terpisahkan. Namun setelah pengungsian ditutup, mereka terpisah dan Esok diadopsi oleh keluarga wali kota dan Ia harus pindah ke ibu kota untuk melanjutkan studinya hingga berhasil memciptakan mobil terbang pertama. Sedangkan Lail adalah seorang gadis sederhana yang tinggal di sebuah panti sosial yang akhirnya menjadi relawan kemanusiaan dan bersekolah di sekolah perawat dan berteman dengan Maryam.

Lail ternyata diam-diam mempunyai perasaan lebih terhadap Esok, namun Ia memendamnya bertahun-tahun. Akhirnya Lail memutuskan untuk menyibukkan dirinya dengan kegiatan yang bermanfaat. Lail dan Maryam bergabung dengan organisasi relawan dan mereka adalah relawan termuda. Mereka juga menorehkan prestasi, salah satunya ditempatkan di Distrik 2. Ada dua kota kembar di hulu dan hilir, dan dua kota ini telah dilegalkan sejauh 50 kilometer. Saat itu bendungan di bagian hulu retak, jika bendungan pecah maka akan menghancurkan dua kota kembar tersebut. Saat itu, hanya ada satu cara untuk mencapai bagian hilir yang mungkin bergerak cepat saat badai. Keduanya berhasil memperingati kota tersebut, dan pengabdian mereka benar-benar membuat mereka memenangkan penghargaan.

Dengan kesibukannya, Lail dapat sedikit mengalihkan kerinduannya pada Esok. Esok selalu mengunjungi dengan membawa sepeda merah, sepeda merah ini mereka kenakan saat bencana, dan juga memakai topi yang diberikan Lail kepadanya. Sayangnya, intensitas pertemuan mereka menurun. Jika Esok tidak sibuk, mereka hanya bisa bertemu setahun sekali. Lail tidak pernah menghubungi Esok, dan terkadang dia bertanya kepada ibunya Esok tentang Esok.

Singkat cerita, ternyata sebuah pesawat luar angkasa yang sedang dibuat Esok akan membawa penghuni bumi ke luar angkasa untuk menghindari bencana yang lebih besar dari gunung berapi yang meletus. Tidak semua penduduk pergi, tetapi mereka dipilih secara acak. Karena Esok berkontribusi dalam pembuatan pesawat itu, Ia mendapat dua tiket. Esok memberikannya kepada Lail, walikota mendatangi Lail dan memintanya untuk menyerahkan tiket kepada putri walikota Claudia. Ada kesalahpahaman tentang hal ini. Disaat itu Lail menyadari perasaannya dan membutuhkan kepastian dari Esok. Sehari sebelum pengumuman resmi diumumkan pemerintah, Lail marah karena tidak ada kabar dari Esok. Beberapa detik sebelum pesawat luar angkasa itu terbang, Lail sebenarnya memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan untuk menghapus semua kenangannya dengan Esok. Lail ingin menyingkirkan semua beban dan menghapusnya dari ingatannya.

Esok ternyata sedang mentransmisikan data sehingga tidak bisa menghubungi Lail. Esok terlambat untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tak ingin Lail melupakannya. Namun pada akhirnya, di detik-detik terakhir sebelum alat modifikasinya bekerja, Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan menyakitkan yang dimilikinya. Garis merah yang melambangkan ingatan yang menyakitkan telah berubah menjadi garis biru. Lail tidak melupakan Esok. Pada hari yang sama pemerintah mengumumkan bahwa pesawat ruang angkasa akan terbang, Lail tetap berada di Bumi bersama Esok. Sebulan kemudian, mereka menikah. Elijah, mediator Lail di ruang operasi, mengatakan tidak melupakan masalahnya, tapi menerimanya. Siapa yang bisa menerimanya, dia bisa melupakan dan menjalani hidup bahagia. Namun, jika dia tidak bisa menerimanya, dia tidak akan pernah lupa.

Kelebihan

Kelebihan yang terdapat dalam novel ini yaitu novel ini sangat menarik dan mudah dipahami walaupun termasuk buku yang tebal. Alur cerita sulit ditebak sehingga pembaca sangat penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Kisah percintaan dan persahabatan yang dikemas dengan apik dan seru. Membaca novel ini menghidupkan imajinasi tentang masa depan yang digambarkan dalam cerita yaitu teknologi-teknologi canggih seperti anting yang berfungsi untuk pemandu online, kendaraan tanpa sopir, alat komunikasi yang menempel di tangan dan sebagainya.

Kekurangan

Menurut saya, ada sedikit kekurangan yaitu penulis menyebutkan bahwa secanggih apa pun teknologi itu tidak bisa menandingi kekuasaan dari Tuhan. Namun, tidak ada hal-hal yang menerangkan tentang agama, beribadah, atau berdoa. Dalam cerita, yang digambarkan hanya seputar teknologi dan ilmu pengetahuan. Lalu tempat-tempat yang masih utuh dan bagus padahal bencana gunung meletus hanya menyisakan 10% populasi manusia.

Disamping kekurangan yang ada, novel ini tetap menjadi novel yang sangat seru dan menarik. Sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja dan dapat menginspirasi generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun