Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan Kwitang-Senen yang Penuh Godaan

6 Mei 2017   20:29 Diperbarui: 6 Mei 2017   20:41 3595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Sumpah Pemuda - dok. Jakarta Food & Traveler

Di hari Sabtu sore ini yang diiringi hujan deras, untungnya cepat reda. Tibalah saya, di Museum Sumpah Pemuda-Kwitang. Dan dari sini, awal perjalanan dengan rombongan Jakarta Food Traveler dengan rute Kwitang-Senen dipandu Ira Latief.

berjalan, bergandengan - dok. pribadi
berjalan, bergandengan - dok. pribadi
Dengan berjalan beriringan tibalah kami di toko kue jadul berbau Eropa, Maison Weiner yang sudah mulai berjualan dari tahun 1936. Semua kue serta roti produksinya diklaim tidak mengandung pengawet. Diinfokan juga tiap Sabtu ada potongan harga 30 %. Saya kalap, 3 potong kue segera mendarat ke perut. Sementara perjalanan makan-makan ini masih panjang. Saya pusing bukan kepalang.
toko kue Maison Weiner - dok. pribadi
toko kue Maison Weiner - dok. pribadi
Perjalanan dilanjutkan menyusuri lapak penjual buku bekas di daerah Kwitang yang sempat ada dalam adegan film Ada Apa dengan Cinta 1. Berbanding terbalik dengan laju arus internet serta penjualan daring yang begitu deras, lapak-lapak ini ibarat “mati gengsi, hidup mau tak mau” membuat miris hati saya.
deretan buku baru & bekas di lapak - dok. Jakarta Food & Traveler
deretan buku baru & bekas di lapak - dok. Jakarta Food & Traveler
Setelah bersusah payah menyebrang jalanan dan jembatan sambil bergandengan tangan, kami mampir ke Pasar Kue Subuh Senen disambut godaan kue-kue cantik untuk hantaran dan roti buaya bergelantungan menantang diiringi pekikan semangat abang-abang penjual kue yang tampak antusias berkata “Syuting..ada syuting”. Karena dalam rombongan kami ada awak media yang meliput.
kue hantaran di pasar subuh Senen - dok. Jakarta Food & Traveler
kue hantaran di pasar subuh Senen - dok. Jakarta Food & Traveler
Lanjut kami ke Cimory Dairy Shop. Maaf, saya masih kenyang jadi hanya cuci mata saja. Meski ice blendednymemanggil manggil dengan ceria meminta untuk dicoba.
Cimory - dok. Jakarta Food & Traveler
Cimory - dok. Jakarta Food & Traveler
Beberapa langkah dari Cimory kita akan menemukan Pusat Nasi Kapau Senen juga tak kalah menggoda dengan  menu  antara lain Tunjang, Tambusu (Usus isi telur), Itik Lada Hijau, Dendeng Betokok. Juga tersedia jajanan khas Minang berderet di sini.
aneka lauk di pusat nasi kapau Senen - dok. Roosye
aneka lauk di pusat nasi kapau Senen - dok. Roosye
Akhirnya sampai di tujuan terakhir yaitu R. M. Coto Makassar Senen, dimana R. M. tsb pernah diundang Istana Negara.  Letaknya tidak jauh dari Pusat Nasi Kapau Senen beralamat Jln. Kramat Soka no.2. Ini adalah tujuan utama saya.  Dengan nama menu provokatif yang terbuat dari olahan berbagai bagian sapi, seperti Janda Baru (Jantung, Daging, Babat dan Paru), Janda Hot (Jantung, Daging, Hati dan Otak), dll. Saya pesan Dansa yaitu Daging Saja. Jangan lupa Es Pisang Ijo dan Es Palu Butung wajib dicoba. Oh ya, bagi yang membawa kendaraan mobil dan hendak makan di Coto Makassar Senen-Syamsul Daeng Ngawing ini disarankan parkir di gedung LP3i. Walau agak jauh berjalan kaki tapi demi berDansa bersama Janda,tidak masalah bukan ?
menu coto makassar - dok. jakarta food & traveler
menu coto makassar - dok. jakarta food & traveler
Salam Kenyang dari Jakarta Food & Traveler

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun