Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman ke Curug Seribu

6 April 2021   15:23 Diperbarui: 13 September 2021   19:14 3271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curug Seribu, 2 April 2021 (Sumber: koleksi pribadi)

Secara umum, area curug aman dan terjaga. Walaupun demikian, sampah masih terlihat di beberapa titik termasuk di area curug Seribu. Seperti terlihat di gambar. Sangat disayangkan. Penting untuk selalu mengingatkan pengunjung turut bertanggung jawab terhadap apapun yang dibawa serta untuk tidak membuang dan atau membawanya kembali.

Sampah di area Curug Seribu (sumber: koleksi pribadi)
Sampah di area Curug Seribu (sumber: koleksi pribadi)

Kawasan ini juga sumber pengetahuan yang tiada habisnya. Hutan hujan berisi kaya ragam flora, botani, pohon dan tumbuh tumbuhan. Sudah sering melihat bunga indah hutan ini di postingan sosial media. Baru tahu nama latinnya hydrangea, hydro adalah air, angeion yang berarti vessel atau media yang berfungsi mengantarkan air di sekitarnya. Ia ada di rainforest di Asia dan Amerika. Lihat di sini. Dan banyak jenis-jenis bunga hutan yang lain seperti Tibouchina heteromalla yang tidak akan kita jumpai di dataran rendah.

Hydrangea (sumber: koleksi pribadi)
Hydrangea (sumber: koleksi pribadi)

Tibouchina heteromalla (sumber: koleksi pribadi) 
Tibouchina heteromalla (sumber: koleksi pribadi) 

Pohon dan pemandangan di area curug (sumber: koleksi pribadi)
Pohon dan pemandangan di area curug (sumber: koleksi pribadi)

Berharap ke depan terdapat informasi yang disediakan agar bisa dibaca termasuk asal muasal nama curug-curug ini.

Kembali ke titik awal kita berjalan tak kalah menantangnya karena jalanan menanjak. Ditambah kemudian hujan turun. Memang sebaiknya datang ke area curug di musim kemarau. Hujan membuat jalanan semakin licin. Kami datang di cuaca peralihan jadi masih baik juga. Perlu membawa bekal jas hujan ringan untuk berjaga-jaga. Jangan lupa baju ganti karena dijamin badan akan berkeringat dan juga kotor terkena tanah atau lumpur.

Secara umum pengalaman yang sangat menyenangkan. Total jarak tempuh bolak-balik hanya 7 km tapi untuk saya seperti lebih jauh dari itu. Menghabiskan waktu dua jam lebih. Perjalanan yang menguji nyali, melatih kesabaran dan keteguhan untuk sampai pada tujuan.

Penduduk dan pendaki ramah, mudah memberikan informasi dan yang pasti membantu. Termasuk ketika meluncur kembali pulang, mobil kami terperosok di bahu jalan karena terlalu ke kiri untuk menghindari mobil besar lain dari arah yang berlawanan. Cepat sekali kami mendapat pertolongan dari petugas penjaga kawasan curug dan juga pengemudi yang melintas. Tidak sampai 15 menit mobil yang membawa kami keluar dari celaka.

Mobil terperosok di bahu jalan (sumber: koleksi pribadi)
Mobil terperosok di bahu jalan (sumber: koleksi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun