Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Social Dilemma", Dilema Kita Semua

20 September 2020   16:42 Diperbarui: 21 September 2020   04:23 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Social Dilemma. Sumber: metro.co.uk

Tristan bahkan menggambarkan cara bekerjanya. Temukan 100 orang yang percaya pada teori konspirasi bumi datar dan berikan 1000 orang yang kurang lebih serupa dengan itu. Jika kita minta ke FB, mereka akan senang hati memberikan informasi data pengguna yang serupa dengan itu dan kita siap memberikan asupan makanan terus  menerus tentang teori konspirasi.

Kisah lain adalah soal 'pizzagate'. Renee Diresta, Manager di Standford Internet Observatory Research bercerita tentang pizzagate ini adalah tentang anggapan jika kamu memesan pizza sama saja memesan orang yang diperdagangkan. Anggota group yang membicarakan ini membesar di FB, maka FB mulai merekomendasikan kepada pengguna lain untuk mengikuti page ini.

Jika pengguna FB, menurut algoritma, adalah seseorang yang anti vaksin atau percaya pada chemtrail (teori konspirasi jejak kimia) dan teori konspirasi yang lain, maka mereka akan direkomendasikan oleh mesin untuk masuk page pizzagate ini. 

Puncak dari cerita ini, seorang laki-laki bersenjata mendatangi restaurant yang juga tempat produksi pizza dan mengatakan akan membebaskan anak-anak yang disandera di basement. Padahal tempat pizza tersebut tidak memiliki basement. Dan tentu saja itu tidak ada anak-anak yang disandera.

Ini adalah contoh bagaimana platform media sosial sanggup melakukan ini, tidak perlu propagandis ulung. Bahkan untuk mereka yang tidak pernah tahu menahu tentang pizzagate bisa terpengaruh, kemudian melakukan hal terburuk yang bisa membahayakan dirinya dan tentu saja orang lain.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah ketika sosial media digunakan oleh pemerintah yang berkuasa sebagai senjata yang berdampak pada kekerasan yang nyata. Cynthia M. Wong, mantan senior internet researcher human rights watch (HRW) menceritakan kondisi di Myanmar, negara tetangga kita. 

Menurutnya, FB memberikan militer dan aktor yang lain cara untuk memanipulasi opini publik dan menyulut terjadinya kekerasan kepada kelompok muslim Rohingya termasuk pembunuhan massal, bumi hangus kampung, pemerkosaan, dan bentuk kejahatan serius yang lain yang menyebabkan 700 ribu muslim Rohingya melarikan diri dari negaranya sendiri.

Tentang berita palsu ini, Tristan mengutip hasil studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang menyebutkan berita bohong enam kali lebih cepat menyebar melalui Twitter dibandingkan berita yang benar. 

Pertanyaannya kemudian bagaimana bentuk wajah dunia kita, jika salah satu memiliki enam kali keunggulan dari yang lain. FB memiliki trilyunan berita di lini masa dan mereka tidak tahu mana yang benar, mana yang tidak. Eksponensial gossip dan rumor semakin meningkat melalui media sosial dan kita berada pada poin dimana kita tidak tahu lagi mana yang benar terlepas dari isu yang kita minati.
 
Mereka di film ini juga percaya tentang intervensi Rusia pada hasil pemilu di Amerika Serikat tahun 2016. Roger McNamee, investor awal FB dan juga venture kapitalis mengatakan Russia tidak meng-hack. Mereka mengintervensi melalui pengguna dan pengiklan yang sah dan menggunakannya untuk kepentingan mereka.
 
Hal yang paling dikhawatirkan
Film ini mendiskusikan tentang hal-hal yang dikhawatirkan untuk masa depan kita, masa depan peradaban. Jika kita tidak melakukan sesuatu akan terjadi situasi yang sangat kacau dan perpecahan di masyarakat. 

Jika kita tidak setuju tentang apa yang benar dan kebenaran itu ada, maka kita akan mati. Ini bukan soal teknologi sebagai ancaman namun kemampuan teknologi untuk membawa pengaruh buruk di masyarakat lah ancaman yang sebenarnya. Bahkan Tim Kendall mengatakan dalam waktu dekat akan terjadi perang sipil.
 
Dari berbagai kisah di atas, algoritma dan juga para politisi yang memanipulasi semakin ahli untuk mendorong dan mempengaruhi kita percaya pada berita yang tidak benar yang celakanya itu kita anggap kenyataan. Berhasil membuat bingung dan kita harus percaya. Cathy O'Neil, PhD, seorang data scientist. Penulis buku weapons on math destruction mengatakan Google tidak bisa mengatakan apakah ini konspirasi? Apakah ini kebenaran? Karena mereka tidak tahu kebenaran itu sendiri. 

Sangat penting bagi industri ini adalah kita klik dan menghabiskan waktu untuk berselancar.  Untuk 20 tahun ke depan  kita mungkin akan merusak peradaban kita dengan keacuhan yang disengaja. Kita mungkin gagal untuk mengatasi climate change. Kita mungkin gagal mencapai negara demokratis sehingga melahirkan pemerintahan yang autokratik. Kita mungkin mengalami krisis ekonomi global yang parah yang membuat kita tidak bisa lagi bertahan.
 
Terdengar semakin mengerikan. Apalagi jika kita mulai kehilangan kuasa atas diri kita dan juga apa yang  kita percaya. Maka yang akan terjadi tidak percaya satu sama lain, perasaan kesepian, terpinggirkan, dan banyak pengalihan isu. Tidak ada yang lain selain kekacauan itu sendiri. Dampaknya bisa dalam skala besar, ke orang lain yang mungkin tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Jika orang dewasa terkena dampak, apalagi dengan anak-anak!  
 
Lalu apa?
Tristan mengingatkan jika teknologi adalah alat maka dia seharusnya diam saja. Menunggu dengan sabar untuk kita gunakan. Ini jelas tidak. Mereka menuntut banyak dari kita. Membuat kita menghabiskan waktu berjam-jam, sampai kemudian mengubah dan membahayakan kita semua dalam kehidupan bermasyarakat.
 
Celakanya kita tidak bisa  meminta pertanggungjawaban. Ini lah yang kemudian didorong oleh para pelaku yang bersuara di film ini agar teknologi ini lebih bertanggung jawab dengan aturan main yang jelas. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi pemilihan umum. Mereka bertanggung jawab menjaga kesehatan mental anak-anak. Melindungi akhir pekan dari perhatian ke gadget. Jika ini tidak segera dilakukan, mereka akan melemahkan, merusak demokrasi. Melemahkan, merusak kebebasan yang paling mendasar. Tidak ada cara lain selain membuat aturan main, hukum yang berlaku tegas.
 
Dan untuk kita para pengguna sosial media, semakin waspada dan berhati-hatilah. Cathy O'Neil mengajak untuk berpuasa dengan sosial media. Ia bahkan sangat menganjurkan untuk menghapus semua aplikasi sosial media kita. Mulai hiduplah dengan kenyataan, berinteraksi dengan alam dan sekitarnya. Paling tidak, saran Tim Kendall, matikan semua notifikasi, jangan sampai perhatian kita dialihkan. Kembalikan kendali pada diri kita bukan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun