Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cerita dari India, Ibu Pengganti yang Mungkin Takkan Tergantikan

18 Desember 2019   17:34 Diperbarui: 19 Desember 2019   14:46 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surrogate Mother (Sumber: SputnikNews)

Pada tahun 2002 India melegalkan praktik komersial surrogacy untuk promosi wisata medis yang kemudian membuat India dibanjiri calon orangtua dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, negara-negara di Eropa, Kanada, dan Israel. 

Mereka mendatangi rumah sakit-rumah sakit dan klinik di India untuk memilih ibu-ibu pengganti bagi calon bayi mereka. 

Terdapat kurang lebih 3000 rumah sakit dan klinik yang melayani ini. Kementerian Kesehatan India sempat merevisi kebijakan pada tahun 2015 yang melarang surrogacy untuk warga asing/foreigners. Walaupun pelarangan ini tidak sepenuhnya menyurutkan praktik ini.

Banyak calon orangtua yang memilih India karena biaya yang sangat terjangkau. Di Amerika, biaya surrogacy pada kisaran antara $70,000 sampai $150,000 (900-an juta sampai hampir 2 milyar rupiah). 

Bandingkan di India, dari $20,000 sampai $60,000 (200-an juta lebih sampai 800-an juta) tergantung klinik dan layanannya. 

Berapa banyak yang diperoleh si ibu pengganti? Mereka mendapatkan kurang lebih $5,000 sampai $16,000 (60-an sampai 170-an juta) tergantung lokasi dan kesepakatan-kesepakatan lainnya yang termaktub dalam kontrak. Diperkirakan 2000-an bayi warga asing lahir di India melalui ibu pengganti setiap tahunnya.

RUU yang sedang dibahas ini memancing perdebatan di India. Pemerintah India mengatakan bahwa tujuan dari RUU ini adalah untuk mencegah eksploitasi perempuan surrogate oleh para broker dan klinik. 

Kelompok bioethics dan juga feminist mendukung rencana pemerintah ini karena menjual kehamilan sebetulnya praktik yang tidak manusiawi, jelas-jelas terdapat unsur perdagangan manusia. 

Pendapat ini diperkuat dengan demi mendapatkan uang, perempuan surrogate sering tidak mempedulikan dampak kesehatan reproduksi, misalnya implan dari banyaknya embrio, operasi caesar yang berulang dan praktik yang sembarangan dengan penanganan seadanya. 

Banyak kematian yang terjadi. Banyak cerita mengerikan tentang ini. 

Salah satunya cerita perempuan berusia 21 tahun mengandung bayi kembar pesanan dan ia telah merencanakan untuk melayani tiga pesanan yang lain. Kandungan betul-betul menjadi modal, alat produksi dan sumber ekonomi utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun