Mohon tunggu...
Lis Andriani
Lis Andriani Mohon Tunggu... Menulis Santai, Pesan Sampai

Menulis di sela aroma kopi yang menenangkan meski terkadang menulis karena ilham tapi lebih sering karena tagihan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerita Anak: Pesan dari Jejak Misterius (bag. 1)

24 Mei 2025   20:36 Diperbarui: 24 Mei 2025   20:36 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan Dari Jejak Misterius Sumber: Lis Andriani; Designed by Canva

Bab 1: Tanda-Tanda yang Berbicara 

Hari libur. Udara pagi masih dingin saat Raka melangkah ke tepian hutan, matanya menyapu tanah berdebu yang masih lembap dari hujan semalam. Kakinya bergerak perlahan, berhati-hati agar tidak menghapus jejak apa pun yang mungkin tertinggal. Ia telah belajar banyak dari Pramuka---tanah adalah buku terbuka bagi siapa saja yang tahu cara membacanya.  

Daun-daun kering berserakan di tanah, beberapa tergeser seolah ada sesuatu yang melewatinya belum lama ini. Raka berjongkok, jarinya menyentuh bekas telapak kaki kecil yang mengarah ke dalam hutan. Itu bukan jejak hewan---bentuknya terlalu rapi. Matahari merangkak naik, sinarnya menyusup di antara celah dedaunan dan menghangatkan punggungnya.  

"Apa yang kau lihat?" Sita muncul dari belakang, wajahnya penuh rasa ingin tahu.  

"Jejak seseorang... tapi aku tidak tahu siapa," jawab Raka, nadanya serius.  

Dani menyusul, kedua tangannya bertumpu di lutut saat ia memeriksa tanah. "Mungkin jejak orang desa?"  

Raka menggeleng pelan. "Tidak. Aku sudah hafal jejak orang-orang di desa. Ini lebih kecil, mungkin anak-anak... tapi bukan dari desa kita."  

Ketiganya saling bertukar pandang. Raka meraih jurnalnya, menarik pensil dari sakunya, lalu mulai menggambar jejak yang ia lihat. Garis-garis kecil terbentuk, menghubungkan jejak kaki dengan jalur yang ia temukan beberapa hari lalu. Sesuatu dalam dirinya mengatakan bahwa jejak ini bukan kebetulan---mereka mengarah ke sesuatu yang belum terungkap.  

Dan petualangan mereka baru saja dimulai.  

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun