Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Investasi Emas Kini Tak Perlu Cemas, Ada Safe Deposit Box Hingga Tring! By Pegadaian

15 Oktober 2025   23:38 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:38 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investasi Emas Perhiasan (Sumber: Dokumentasi Retno Septyorini)

Investasi itu perkara kebiasaan. Memilih investasi yang cocok dengan keseharian tentu butuh pengalaman, kejelian, juga kehati-hatian. Kalau salah satu pilihan investasi teman-teman tertuju pada emas, tidak ada salahnya untuk menengok Pegadaian. Siapa tahu ketemu banyak kecocokan.

Emas fisik milik ibu dan nenek yang pernah hilang usai gempa besar di Jogja tahun 2006 silam menjadi pelajaran berharga dalam merancang portopolio investasi saya. Dengan alasan inilah saya menganggarkan sebagian pendapatan untuk membeli emas perhiasan. Sebagian saya pakai, sebagian lainnya dipakai ibu. Semisal ada gempa lagi, minimal ada pegangan yang secara otomatis ikut dibawa lari saat berupaya untuk menyelamatkan diri.

“Amit-amit kejadian gempa lagi, minimal ada pegangan yang bisa ditukar dengan berbagai kebutuhan ya, bu”, ucap saya saat memakaikan cincin dan gelang pada jari dan pergelangan tangan ibu.

Perihal Investasi Emas dan Safe Deposit Box dari Pegadaian

Saya tertarik investasi emas sejak tahun 2015. Maklum, di tahun-tahun awal bekerja, gaji saya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian saja. Saat ritme ekonomi pribadi mulai terkendali, saya mulai investasi dalam bentuk emas perhiasan dengan kadar emas minimal 75%. Meski mengalami penyusutan karena harga jual akan dikurangi dengan ongkos desainnya, namun fakta membuktikan kalau investasi emas perhiasan tetap menawarkan keuntungan yang menjanjikan.

Nota Pembelian Emas Tahun 2015 (Sumber: Dokumentasi Retno Septyorini)
Nota Pembelian Emas Tahun 2015 (Sumber: Dokumentasi Retno Septyorini)

Nota-nota pembelian emas yang saya simpan pun berkata demikian. Awal tahun 2015 silam, harga emas perhiasan dengan kadar 90% saya beli di harga Rp 491.000/gram. Diluar dugaan, 10 tahun kemudian harga emas sudah meningkat hingga empat kali lipatnya. Bahkan harga emas 24 karat di Pegadaian pada 14 Oktober 2025 lalu mencapai Rp 2.366.000/gram.

Karena alasan fundamental inilah pamor investasi emas tidak pernah padam dimakan jaman. Termasuk merangsek dalam pembicaraan di beberapa grup pertemanan. Sebagai orang tua yang melek keuangan, beberapa kawan saya mulai menukar angpao lebaran yang diperoleh si kecil menjadi emas batangan.

“Emas memang cocok untuk dijadikan diversifikasi dalam rancangan portopolio investasiku. Lumayan banget buat nambahin tabungan pendidikan’, ujar seorang kawan di sebuah grup alumni.

“Oktober tahun lalu, aku beli 5 gram emas dengan harga Rp 7.450.000,. Sekarang emas dengan gramasi yang sama harganya tembus 10 juta rupiah”, timpal kawan saya lainnya. Wening namanya.

Ilustrasi Safe Deposit Box Pegadaian (Sumber: Facebook Pegadaian)
Ilustrasi Safe Deposit Box Pegadaian (Sumber: Facebook Pegadaian)

Pengalaman kehilangan emas yang pernah dialami ibu dan nenek membuat saya bertanya terkait pengalaman menyimpan emas yang aman pada Peggy. Seorang kawan yang sudah berinvestasi emas sejak jaman pandemi.

“Emasmu disimpan dimana, Peg”, tanya saya pada suatu siang.

“Di Safe Deposit Boxnya Pegadaian”, jawab Peggy dengan singkat. 

“Kenapa ditaruh di sana?”, timpal saya dengan cukup penasaran.

“Awalnya ikut-ikutan temen SD saja. Katanya sih aman. Ternyata beneran aman, kok. Aku sudah empat tahun ini pakai Safe Deposit Box di Pegadaian”.

“Soalnya aku pernah nyimpen emas di rumah. Eh, hilang dong, sak cepuk’e”, tambahnya sesaat kemudian.

Cepuk merupakan sebutan untuk kotak kecil yang digunakan sebagai tempat penyimpanan perhiasan. Selain menyimpan di dalam dompet khusus, sebagian orang ada yang masih menyimpan emas di dalam cepuk. Biasanya koleksi emas tersebut akan disimpan di lemari atau tempat lain di rumah yang dianggap aman.

Dari obrolan inilah saya baru tahu kalau Pegadaian itu memiliki layanan Safe Deposit Box yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas dengan biaya yang cukup terjangkau. Proses pendaftarannya pun yang terbilang cepat dan mudah. Hanya perlu membawa kartu identitas berupa KTP/Paspor, lalu mengisi formulir pendaftaran. Dengan biaya pendaftaran dan biaya jaminan kunci sebesar Rp 10.000, dan Rp 500.000, saja, semua orang dapat mengakses layanan tahunan Safe Deposit Box Pegadaian sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Safe Deposit Box Pegadaian tersedia dalam tiga ukuran, yakni 3x10 inch, 5x10 inch dan 10x10 inch, dengan biaya sewa per tahun sebesar Rp 400.000, Rp 500.000, dan Rp 800.000, saja. Jika dibandingkan dengan resiko kehilangan investasi emas fisik yang disimpan di dalam rumah, tentu biaya sewa Safe Deposit Box dari Pegadaian terbilang terjangkau, bukan? Terlebih jika pernah mengalami kehilangan emas fisik seperti ibu, nenek ataupun Peggy. 

Harga Mahal dari Sebuah Kepercayaan

Ada satu hal menarik yang saya highlight saat membaca cerita Peggy di grup WhatsApp. Ternyata review jujur dari teman terkait pengalaman menggunakan Safe Deposit Box Pegadaian berujung jadi pakai beneran. Pamor iklan dari mulut ke mulut memang sekuat itu. Terlebih jika testimoni tersebut keluar dari mulut konsumennya sendiri. Apalagi kalau konsumennya itu merupakan teman sepertongkrongan yang tidak memiliki kepentingan apapun pada hal-hal yang ia ceritakan. Semacam cerita biasa yang murni diutarakan karena ingin berbagi pengalaman dan kemudahan yang didapatnya saja.

Mendengar cerita Peggy membuat saya tersadar. Selain dapat meminimalisir resiko kehilangan emas fisik akibat kelalaian maupun pencurian, Safe Deposit Box Pegadaian merupakan produk anak bangsa yang patut direkomendasikan untuk para investor emas yang masih menyimpan emas fisiknya di dalam rumah. Safe Deposit Box Pegadaian ibarat jalan ninja yang terjangkau untuk mengamankan investasi emas fisik yang dikumpulkan secara kontinyu dari waktu ke waktu.

Wah, bisa dijadiin kado ulang tahun buat ibu juga nih”, batin saya dalam hati. In this economy, proteksi terkait investasi memang sepenting itu. Terlebih berpuluh tahun silam ibu pernah mengalami moment kehilangan perhiasan karena ketidakamanan dalam memilih ruang penyimpanan. Ternyata salah satu solusinya ada di dekat kita. Di Pegadaian.

Tring! By Pegadaian: Ketika Investasi Emas Kian Dipermudah 

Seiring perkembangan jaman, Pegadaian banyak melakukan transformasi pada berbagai produk layanannya. Tidak terkecuali dalam upaya MengEMASkan Indonesia. Satu diantaranya dilakukan Pegadaian dengan meluncurkan aplikasi Tring! pada Rabu, 8 Oktober 2025 lalu. Melalui aplikasi ini, teman-teman dapat menikmati berbagai layanan investasi emas digital mulai dari jual beli emas, cicil emas, deposito emas,transfer emas, titip emas hingga gadai tabungan emas. Selain dapat diakses dalam beberapa kali klik, besaran nominal investasi pun dapat disesuaikan dengan target dan kemampuan masing-masing.

Saya pribadi ada ketertarikan untuk menjajal layanan deposito emas. Soalnya selain dapat menjadi tempat investasi emas yang aman, imbal balik program ini juga menarik. Deposit emas, imbal baliknya juga dalam bentuk emas. Mana deposit minimalnya hanya sebesar 5 gram emas saja. Macam sekali terjun, dapat untungnya tuh berduyun-duyun. Selain deposito emas, aplikasi Tring juga menawarkan berbagai program menarik lainnya. Satu diantaranya adalah layanan Tabungan Emas.

Iklan Nabung Emas di Pegadaian Bantul (Sumber: Dokumentasi Retno Septyorini)
Iklan Nabung Emas di Pegadaian Bantul (Sumber: Dokumentasi Retno Septyorini)

Melalui program ini, Pegadaian menawarkan opsi investasi emas yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Besaran nominal pembelian emasnya pun terbilang super terjangkau untuk semua kalangan. Mulai dari 0.01 gram emas saja. Lembaga keuangan yang sudah berumur 124 tahun ini paham betul bahwa sejatinya investasi merupakan hak semua warga. Dengan Rp 22.950 saja (harga 14 Oktober 2025), seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan sensasi investasi dalam bentuk emas digital. 

Menariknya, kegigihan Pegadaian mengEMASkan Indonesia tidak berhenti sampai di sini. Untuk merangkul investor dari segala lini, Pegadaian bahkan menginisiasi Program Memilah Sampah Menabung Emas. Melalui program ini, pilahan sampah rumah tangga bisa ditukar menjadi tabungan emas.

Inovasi semacam ini tentu memberi harapan baru bagi wajah investasi di akar rumput. Selain konep yang sederhana sehingga dapat dimengerti oleh semua kalangan, rasa-rasanya semua orang bisa menjangkau inisiasi baik dari Program Memilah Sampah Menabung Emas ini. Tetangga desa saya di Panggungharjo sana sudah membuktikannya. Melalui Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), warga Panggungharjo bisa memiliki tabungan emas dengan memilah sampah dari rumah masing-masing.

Kabar baiknya,saat ini sudah ada 240 bank sampah yang dibina oleh Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (FORSEPSI). Sebutan untuk forum bagi penggiat lingkungan, komunitas peduli lingkungan dan bank sampah binaan PT Pegadaian. Selain menjadi upaya Pegadaian dalam mendukung pengelolaan sampah lokal, Program Memilah Sampah Menabung Emas merupakan bentuk gerakan nasional dalam mendukung terciptanya ekonomi sirkular di akar rumput.

Menarik sekali bukan beragam opsi investasi yang kini ditawarkan oleh PT Pegadaian ini? Di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti, kepemilikan emas pribadi tentu dapat menjadi investasi sekaligus pegangan yang nilainya terbukti aman melintas jaman. Kalau pun butuh dana dadakan, emas dalam genggaman dapat langsung digadai atau dijual lewat Pegadaian. 

Benar kiranya pernyataan yang menyebut kalau investasi emas kini tak perlu cemas karena ada Safe Deposit Box hingga aplikasi Tring! By Pegadaian. Sudah saatnya iklim investasi emas di negeri ini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dengan mudah, murah, cepat dan aman. 

Salam hangat dari Jogja,

-Retno-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun