Angkot kembali kosong. Wira menyalakan rokok terakhirnya. Bau asap bercampur solar, menusuk hidung. Uang hari itu ia hitung, masih sangat jauh dari setoran.
Ia menutup wajah dengan kedua tangan. Seberapa keras pun ia berlari, hidup tetap menagih lebih.
Pagi buta, juragan angkot datang dengan wajah masam.
“Ra, kurang lagi? Kalau terus begini berhenti aja! Banyak yang mau bawa angkot ini.”
Wira mengangguk pelan. Uang receh semalam ia serahkan, tak menutupi separuh pun. Juragan mendengus, lalu pergi.
Wira kembali duduk, memutar kunci. Mesin batuk-batuk sebentar, lalu hidup lagi. Jalanan sudah padat oleh pekerja dan pelajar.
Ia menarik napas panjang, menatap jalan di depannya. Hidup mungkin tidak pernah cukup. Tapi menyerah bukan pilihan.
Angkot nomor 03 itu kembali melaju, menyusuri jalur kota, mengantar cerita-cerita baru yang belum sempat diceritakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI