Mohon tunggu...
Lira VirnaSukaidah
Lira VirnaSukaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa

diam tidak dapat merubah apapun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Yang Tertahan

24 Agustus 2025   21:16 Diperbarui: 25 Agustus 2025   13:34 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lin..." katanya, pelan. "Aku mau jujur sesuatu ke kamu."
Alina menatapnya, menunggu.

"Aku akan lamaran minggu depan."
Sejenak, dunia Alina membisu. Seperti petir yang datang tanpa aba-aba, mengguncang pelan tapi menghantam keras.


Hati Alina berbisik 'Tuhan, inikah jawaban mu atas semua do'a-do'a ku? '

"Oh... sama siapa, Kak?" tanyanya, suara Alina hampir tak terdengar.

"Namanya Alana. Hampir sama dengan nama mu Lin."


Alina tersenyum, namun batinnya.. seperti ada duri yang tak sengaja menusuk hatinya.


"Kami kenalan waktu aku di Makassar. Anaknya baik, sederhana, dan... dia yang paling banyak menemaniku di masa-masa sulit kemarin."

Alina mengangguk kecil. Di dalam dadanya, ada rasa yang seperti meleleh, perlahan, dan dingin. Tapi wajahnya tetap ramah. Tidak ada air mata. Hanya senyum kecil yang menenangkan.

"Selamat ya, Kak. Alina yakin, Kakak akan jadi suami yang baik."

Rendra menatap Alina dalam-dalam, seperti ingin mengatakan sesuatu lagi. Tapi yang keluar hanya satu kalimat:

"Kalau boleh jujur, dulu aku sempat berharap... tapi mungkin kita sama-sama terlambat menyadarinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun