Mohon tunggu...
Lira puspita
Lira puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori attachment yang dikembangkdan oleh mary Ainsworth dan john Bowlby

18 Januari 2025   23:16 Diperbarui: 18 Januari 2025   23:16 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori attachment (teori keterikatan) yang dikembangkan oleh John Bowlby dan didukung oleh penelitian Mary Ainsworth menjelaskan bagaimana hubungan emosional antara anak dan pengasuh utama, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan, memengaruhi perkembangan psikologis anak di kemudian hari.

Konsep Utama John Bowlby:

1. Keterikatan sebagai kebutuhan dasar: Bowlby berpendapat bahwa keterikatan adalah kebutuhan biologis dasar manusia untuk bertahan hidup. Anak memiliki dorongan bawaan untuk mencari kedekatan dengan pengasuh, terutama dalam situasi stres atau ancaman.

2. Model Kerja Internal: Anak-anak mengembangkan model kerja internal dari hubungan mereka berdasarkan interaksi awal dengan pengasuh. Model ini membentuk bagaimana mereka memahami diri mereka sendiri, orang lain, dan hubungan di masa depan.

3. Periode Sensitif: Bowlby percaya bahwa ada "periode sensitif" dalam masa kanak-kanak ketika keterikatan ini paling kuat terbentuk. Keterikatan yang tidak aman atau terganggu pada periode ini dapat memengaruhi psikologis anak sepanjang hidup.

Penelitian Mary Ainsworth: Strange Situation

Mary Ainsworth mengembangkan eksperimen "Strange Situation" untuk mengidentifikasi pola keterikatan anak. Dari penelitian ini, ia mengklasifikasikan keterikatan menjadi tiga kategori utama (dan satu tambahan yang ditemukan kemudian):

1. Secure Attachment (Keterikatan Aman)

Anak merasa aman dengan pengasuh. Mereka menangis ketika pengasuh pergi, tetapi merasa tenang saat pengasuh kembali.

Pengasuh responsif dan sensitif terhadap kebutuhan anak.

2. Insecure-Avoidant Attachment (Keterikatan Tidak Aman-Menghindar)

Anak tampak tidak peduli ketika pengasuh pergi atau kembali.

Pengasuh cenderung tidak responsif atau terlalu jauh secara emosional.

3. Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Tidak Aman-Ambivalen)

Anak sangat cemas saat pengasuh pergi dan sulit untuk ditenangkan saat pengasuh kembali.

Pengasuh bersikap tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

4. Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisasi)

Ditemukan di kemudian hari oleh peneliti lain. Anak menunjukkan perilaku bingung, takut, atau tidak terduga terhadap pengasuh.

Sering dikaitkan dengan pengasuh yang menunjukkan perilaku mengancam atau tidak dapat diprediksi.

Pengaruh Jangka Panjang

Anak dengan keterikatan aman cenderung memiliki hubungan sosial yang sehat, rasa percaya diri, dan kemampuan regulasi emosi yang baik.

Sebaliknya, anak dengan keterikatan tidak aman dapat mengalami kesulitan dalam hubungan, kecemasan, atau masalah emosi di masa dewasa.

Teori ini menjadi dasar dari psikologi perkembangan dan membantu menjelaskan pentingnya pengasuhan yang responsif dalam membentuk kesehatan emosional anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun