Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tahajud Mahabah Dua Insan

13 April 2014   00:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1397294542407832808

TAHAJUD MAHABAH DUA INSAN Puisi Kolaborasi (1) : Dwi Risti Rahayu dan Pena Ilusi

Lagu sendu musim gugur telah mengundang Di atas angin dedaunan pun sibuk berdendang Berjatuhan menapaki tanah lapang Lalu nada-nada khas ayatMu kulantunkan Hingga menyiram nurani penyejuk indraku Dan aku lantas bergumam atas semua itu: "Oh... Tuhan, betapa indahnya ciptaanMu"

Malam pun jadi saksi diriku bergumam Ketika gurau mulai bungkam dijejali malam Hiruk-pikuk insan yang tadinya riuh itupun terlelapkan Namun aku, kuangkatkan badan, dan--- Terjaga dalam selaksa keheningan Mencecahkan diri ke sajadah pangkuan Tuhan Di ruang kedap yang menuntun diri penuh kekhusyukkan Nyaman dalam balutan khalis yang kukenakan Aku pun sedu-sedak dalam pengaduan "Tuhan... Tuhan... Tuhan..."

Hening malam kian menjamu Menemani diri dalam mengadu Tak berbesit sepatah kata pun tuk menjemu Aku larut dalam kidung suci merelung syahdu Atas rasa yang kini singgahi jiwaku Atas rasa yang kini membuatku memohon restu

Ini Tuhan... ini yang ingin aku kadu Bahwa aku terpincut paradigma rasa cinta pada insanMu Rasa cinta yang berhari-hari semakin menggebu Rasa cinta yang diharapkan jadi penuntun ke titah firmanMu. Meskipun paradigma itu belum pantas kunamakan cinta Namun hasratku sebagai insan betapa ingin merenggutnya Agar menjadi pengingat tuk jalani titahMu menuju baqa

Pada malam yang masih setia memboncengi pagi Dan siang masih lama menghampiri Kidung-kidung suci pun terus ku-ucapi "Ilah... Ilah... Ya Ilahi Rabbi"

atas nama cinta yang membawaku larut di kaki malam ArsyMu atas peran hidupku yang mempercayai asma agungMu hanya padaMu-lah aku berserah diri menggubah mahabah yang kini terpatri dalam takaran napas yang masih sama setiap hari

Oh... Tuhan yang Mahatahu segala Meski paradigma itu belum pantas kunamakan cinta Namun aku masih ingin merenggutnya Tetap teguh memperjuangkannya Menjalani sesuai batasan norma yang ada Hingga kelak rasa itu merenggut kehakikian cinta padaMu; Sang Pencipta

Wahai... segenap penjuru cinta termaktub Aku menginginkan hadirmu dalam hidup Jadi penuntun ke fitrah-Nya tanpa redup Maka dari itu biarkan kau terus kuhirup Dan kemarilah bersamaku kau jalani hidup ==O.o.O==

Arti Kata: Khalis = Bersih, Suci, Tiada berhadast, Tiada bernajis, ... dsb Mahabbah = Perasaan kasih sayang (mendahulukan rasa cinta kepada Allah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun