Mohon tunggu...
Lintang Pualam
Lintang Pualam Mohon Tunggu... Guru - Puitis bukan hanya milik sang penyair

Lahir di Cilacap, kota indah dengan pantai yang membentang di sisi selatan pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ikhlas Menggapai Impian

24 Januari 2021   21:54 Diperbarui: 24 Januari 2021   21:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari UtakAtikOtak.com

Seiring waktu berjalan. Rasa yang tergambar dalam benak pun berganti. Minat kegemaran sewaktu kecil kini berubah. Dulu mendapat mainan adalah prioritas utama, sekarang tidak lagi.

Semakin bertambah umur dengan bertambahnya usia. Hal yang tadinya terlihat sederhana sekarang tidak lagi. Pendewasaan merubah pola pikir dan cara penyelesaian masalah. Waktu kecil hanya perlu menangis dan merengek, keinginan terpenuhi. Sekarang tidak lagi, tidak bisa seperti itu terus, harus ada usaha untuk mewujudkan mimpi.

Impian yang tadinya terlintas dalam benak. Perlahan-lahan luntur terbentur kenyataan. Berani bermimpi, berani memecahkan solusi. Bergerak maju gapai cita-cita.

Bila langkah terhambat tembok bernama realita. Lompati dengan keyakinan. "Aku bisa". Bila tembok halangan makin tinggi untuk patahkan semangatmu. Jadikan usaha serta do'a sebagai sayap untuk terbang. Melayang tinggi mencapai tujuan.

Namun ingat, bila sayapmu lelah bahkan patah. Dan kau jatuh terjerembab ke tanah. Kini kau terseok-seok kembali menjemput harapanmu. Ingatlah untuk lapang dada dan ikhlas akan usaha yang kamu perjuagkan. Karena semua ini hanya titipan. 

Lintang Pualam

Cilacap, 24 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun