Pada masa lalu, Rumah Malige sering menjadi tempat diadakannya upacara adat seperti penobatan Sultan, perayaan besar, dan musyawarah kerajaan. Para tamu dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri diterima di rumah ini. Keberadaan Rumah Malige tidak hanya menjadi simbol pemerintahan, tetapi juga pusat kegiatan budaya dan diplomasi.
Pelestarian di Masa Kini
Kini, Rumah Malige tidak lagi digunakan sebagai istana Sultan, tetapi telah menjadi cagar budaya yang dilindungi. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat menjaga bangunan ini agar tetap utuh. Setiap tahun, diadakan festival budaya di sekitar Rumah Malige, menampilkan tarian tradisional, musik khas Buton, dan pameran kerajinan. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan Rumah Malige kepada generasi muda serta menarik minat wisatawan untuk mengenal lebih dekat sejarah dan budaya Buton.
Rumah Malige adalah bukti nyata kejayaan Kesultanan Buton dan kecerdasan nenek moyang dalam membangun hunian yang kuat, indah, dan sarat makna. Arsitekturnya yang unik, filosofinya yang mendalam, dan sejarahnya yang panjang menjadikan rumah ini lebih dari sekadar bangunan. Rumah Malige adalah identitas budaya yang harus dijaga. Dengan terus merawat dan mempromosikannya, masyarakat tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga menanamkan rasa bangga kepada generasi penerus. Selama kearifan lokal seperti ini dijaga, kekayaan budaya Indonesia akan tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI