Mohon tunggu...
Linda Tri Astuti
Linda Tri Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 24107030107

Seorang mahasiswa aktif di Yogyakarta yang suka menulis hal-hal terkait kehidupan sosial di yogyakarta dengan berbagai permasalahan yang ada, serta sesuatu yang menarik seperti trend saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mas Angga dan Gerobak Es Coklat Kangen, Meracik Harapan di Tengah Malam Jogja

3 Juni 2025   13:44 Diperbarui: 3 Juni 2025   14:51 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas angga dan Es Coklat dagangannya, Sumber : Dokumentasi Pribadi

"Rasa nyoklatnya beda, Mas. Saya racik sendiri, dari resep keluarga."

Kalimat itu diucapkan pelan tapi mantap oleh Aditya Rama Dewangga, pemuda asal Bantul, Yogyakarta, yang kini akrab dipanggil Mas Angga oleh pelanggan setianya di Alun-Alun Kidul. Usianya baru 24 tahun, tapi semangat dan daya juangnya terasa seperti seseorang yang sudah kenyang dengan pahit-manis kehidupan.

Mas Angga bukan hanya pedagang es coklat biasa. Ia adalah sosok yang meracik mimpinya sendiri di atas aspal panas, di bawah lampu-lampu terang Alun-Alun Kidul, dengan satu gerobak kecil yang jadi saksi perjuangannya sejak tahun 2019.

Waktu itu, Mas Angga masih mahasiswa semester awal. Ia merasa uang saku tak pernah cukup untuk membiayai kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Bukannya mengeluh, ia malah memilih berdiri sendiri. Ia putuskan menjual es coklat, minuman favoritnya sejak kecil. Tapi bukan sembarang es coklat. Ia memakai resep warisan keluarga dengan rasa lebih pekat, lebih nyoklat, dan teksturnya lebih kental dibandingkan minuman serupa yang banyak dijual di pasaran.

"Banyak yang bilang, minuman saya beda. Mungkin karena saya nggak pakai pemanis buatan, dan coklatnya lebih banyak takarannya," ujarnya sambil meracik satu gelas untuk pembeli yang baru datang.

Di awal-awal, semua serba sulit. Gerobaknya masih pinjaman, alat-alatnya seadanya. Pernah suatu malam hujan deras, dagangannya sama sekali nggak laku. "Habisin stok sendiri, Mas," katanya sambil tertawa kecil.

Tapi ia tidak menyerah. Ia tahu, semua butuh waktu. Dia bertahan dengan penuh keyakinan, meskipun tiap sore harus dorong gerobak dari rumah di Bantul hingga ke pusat kota. Kadang ditemani hujan, kadang hanya sepi.

"Kalau hujan, kadang nggak ada pembeli sama sekali," ujarnya lirih.

Foto Bersama Mas Angga dan Es Coklat Kangen, Sumber : Dokumentasi Pribadi
Foto Bersama Mas Angga dan Es Coklat Kangen, Sumber : Dokumentasi Pribadi

Mas Angga memang belum masuk ke layanan seperti ShopeeFood atau GoFood. Karena itu, saat hujan turun, ia seperti kehilangan harapan sementara. Tapi ia tetap buka. Dengan mantel tipis dan termos besar berisi hot coklat, ia tetap bertahan. "Siapa tahu ada yang pengen coklat hangat malam-malam," ujarnya penuh harap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun