Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Fake Friend", Tidak Pantas untuk Dipertahankan!

7 Januari 2020   09:36 Diperbarui: 7 Januari 2020   09:45 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai makhluk sosial, tentu manusia tidak akan lepas dari manusia lain. Saling membutuhkan dan saling berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ada yang menjadi sahabat atau teman.

Dalam artian sederhana, sahabat atau teman adalah seseorang yang menemani perjalanan hidup kita. Dia mengenal kita, dan tentu banyak mempengaruhi hidup kita. 

Nah, dalam sebuah persahabatan atau pertemanan tersebut pasti ada sedikit perbedaan. Entah perbedaan karena kurang komunikasi ataupun perbedaan karena hal negatif lainnya. Namun jika kita menjalin pertemanan dengan baik, maka pergaulan kita juga akan menjadi lebih baik dan tentu kita bisa menjadi diri sendiri. 

Namun sayangnya, ada juga hal negatif dari sebuah pertemanan, yaitu tidak semua teman yang kita kenal tersebut tulus berteman. Jika kita menemukan teman sejati, wajib kita syukuri. Karena itu adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan.

Namun jika teman kita adalah teman palsu atau fake friend, berpandai-pandailah menyikapi. Jangan sampai hidup kita hancur karena fake friend tersebut. Hidup ini indah, jangan sampai indahnya hidup kita dirusak oleh fake friend. 

Jadi, kita harus tahu juga loh, ciri-ciri fake friend itu apa saja. Tujuannya, supaya kita segera dan wajib meninggalkanya. Berikut ciri-ciri fake friend :

 1. Egois
Iya, egois dan mementingkan dirinya sendiri. Misalnya, menghubungi kita jika sedang butuh kita. Butuh di sini dalam artian pasti menguntungkan si fake friend. 

Misalnya nih, yang terjadi pada diri saya. Si fake friend ini mempunyai bisnis MLM. Kemudian mengajak saya gabung. Ok, saya gabung! Tetapi tidak untuk berbisnis, melainkan untuk pemakaian sendiri. Karena saya kurang berbakat dalam hal berjualan. Merayu-rayu calon membeli saya juga tidak lihai. 

Si fake friend ini sedang butuh saya. Kemudian WA saya "Eh, setelah pakai produk aku, kamu makin cantik! Apalagi kalau jualan juga, wah, banyak untungnya. Cantik iya, uang iya! Ayo semangat jualan, bla bla bla..." 

Kadangkala juga kirim WA kalau sedang curhat. Saya terima curhatnya, dan kadang memberi solusi. Kalaupun tidak bisa memberi solusi, saya beri semangat. Tapi, giliran saya curhat via WA ke fake friend, hanya centang biru saja, yang berarti hanya dibaca saja. Sudah ketahuan kan dari sini, kalau dia itu benar-benar fake friend.

2. Suka bergosip
Tentu, di depan kita tidak mungkin si fake friend ini menggosipkan kita. Pasti orang lain yang digosipkan. Dengan gaya bahasa yang lancar dan pandai merangkai kata, berusaha meyakinkan bahwa apa yang si fake friend bicarakan ini benar. Eeiittts!!! Jangan mudah terpengaruh ya! Lebih baik ditampung dahulu. 

Bagaimana si fake friend menggosipkan/membicarakan orang lain di depan kita, seperti itulah si fake friend menggosipkan/membicarakan kita di depan orang lain. Bahkan si fake friend ini malah membuat fitnah tentang saya. Marah? Pasti! Tapi tidak perlu menunjukkan kemarahan di depan fake friend, karena si fake friend akan senang melihat reaksi kemarahan kita. 

Jadi, hati-hati ya! Jangan sampai kita membicarakan masalah pribadi kita kepada si fake friend. 

3. Pandai mempengaruhi kita
Dengan bahasa dan bujuk rayunya yang lihai, si fake friend akan mempengaruhi kita untuk mengikuti apa yang si fake friend suka dan tidak suka. Hati-hati, bisa jadi kita bisa ikut tidak suka dengan hal yang benar. Jika sudah merasa kurang cocok, cepatlah menghindari si fake friend ini. Rugi deh, kalau kita terus-terusan di bawah pengaruhnya. 

4. Suka berbohong 
Si fake friend akan berbohong dalam hal apapun untuk menutupi kekurangannya. Misalnya saja, dalam hal kepemilikan barang. Ah, bukan miliknya juga diakui sebagai miliknya. Bahkan suka membual dengan kata-kata lebay. Misalnya, "Kamu tuh teman terbaik aku. Ini sudah kehendak Tuhan. Kuasa Tuhan yang mempertemukan kita untuk berteman." 

5. Suka mengkritik pedas 
Si fake friend suka sekali mengkritik pedas tanpa solusi. Karena apa? Karena si fake friend tidak mau melihat kita berkembang dan maju. Jadi si fake friend akan membuat mental kita menjadi down.

Saran saya nih, jika dikritik pedas ya diamkan saja. Ambil saja positifnya, sehingga kita bisa lebih maju dan berkembang tanpa menghiraukan kritikan pedas tanpa solusi si fake friend. Pasti si fake friend akan merasa terpojok kalau kita cuek. 

6. Iri
Si fake friend pasti akan iri dan dengki dengan apa yang kita punya. Di depan kita baik, tapi di belakang kita pasti menjelekkan kita dengan segala yang kita punya.

Misalnya, kita mendapat bonus dari bos karena kinerja kita bagus. Nah, si fake friend ini akan bilang ke orang lain. "Eh, dia itu cuma bawahan. Dapat bonus karena bosnya. Suka cari muka dia. Ah, intinya dia cuma bawahan. Gajinya kecil!"

Hahaha...! Ketawain saja jika si fake friend menjelekkan kita. Yah, walaupun di depan kita manis kalau di belakang busuk! Apa untungnya buat kita? Sudah pasti, dengan keirian dan kedengkiannya, si fake friend ini tidak bisa dipercaya.

Kebetulan saya juga sedang menemukan dan menghadapi fake friend. Menghindar? Iya, itu pasti saya lakukan. Tidak ada untungnya mempertahankan si fake friend. Selain menghindar, boleh juga kok memblokir semua media sosial maupun nomor HP-nya. 

Sumber referensi : opini pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun