"Aku baik-baik saja! Justru aku mengkhawatirkan kalian," jawab Letty sambil membalas pelukan kedua saudara kembarnya.Â
"Maafksn aku Letty! Tadi aku tidak sempat mengajakmu bersembunyi. Karena beruang jantan tersebut lama sekali berhenti di sekitar sini," kata Ayesha yang merasa bersalah karena tidak mengajak Letty untuk bersembunyi.Â
"Tidak apa-apa. Aku selamat dari buruan si beruang jantan karena aku pura-pura mati. Sehingga beruang tidak memburuku lagi," jawab Letty dengan senang.Â
"Benarkah? Kamu hebat, Letty," puji Ayesha kepada Letty.Â
"Aku spontan saja melakukan itu," jawab Letty kemudian.Â
"Si beruang jantan itu sering ke sini. Dan aku selalu bersembunyi di sini. Sehingga aku bisa selamat. Ayah dan Ibuku selalu mengajariku untuk tidak selalu pasrah dan harus terus berusaha untuk menghindari bahaya. Karena pasrah itu tindakan yang tidak baik," kata Ayesha kepada Letty, Letta dan Letto.Â
"Kami selalu tinggal di tempat aman. Dan belum pernah diburu beruang jantan itu. Tapi tadi tiba-tiba menemukan ide untuk pura-pura mati. Dan menahan nafas itu sangat susah," kata Letty.Â
"Kalau begitu, mulai sekarang kita belajar menahan nafas ya. Supaya nanti jika ada bahaya yang mengancam, kita bisa menahan nafas lebih lama," kata Letta kemudian.Â
"Iya! Aku setuju!" Lanjut Letto.Â
"Aku belum pernah melakukan itu. Dan belum pernah juga belajar menahan nafas. Sungguh ini ilmu terbaru buat aku. Terimakasih atas ilmunya Letty," kata Ayesha dengan nada yang ramah dan senang.
"Ayo kita berlatih menahan nafas dengan rutin mulai sekarang. Supaya kita bisa melindungi diri kita dari bahaya yang mengancam kita," kata Letto dengan semangat.Â