Hingga menjelang siang, Kanaya mengintip ruang tamu kost Athen yang sudah sepi. Tetapi ada suara keras seorang Ibu paruh baya yang berbicara dengan Athen. Ternyata itu Ibu kost yang menagih uang kost Athen, dua bulan masih menunggak.
"Bulan lalu Athen minta uang pembayaran kost ke aku. Ternyata nggak dibayarkan. Untuk apa sih sebenarnya uang itu? Makan malam, sering sama aku. Sarapan, Bela yang bawa. Menurut keterangan Bety sih, itu. Bensin, aku yang isi. Ah, dasar lelaki tak terhormat," kata Kanaya dalam hati. Kali ini hanya benci dan dendam yang dirasa. Cinta yang begitu mendalam dapat sirna dalam waktu sekejap, bagus!
Athen lalu masuk ke kamar kost, sedangkan Kanaya berpura-pura asyik main HP.
"Kan, Ibu kost! Nagih lagi. Kalau nggak secepatnya bayar, bisa diusir nih aku. Skripsi juga belum kelar," kata Athen kembali memelas.
Kanaya menatap muka Athen sekejap. Bukan tatapan benci, tetapi tatapan seperti biasa saat Kanaya dilanda asmara.
"Tolong antar aku pulang ke kost," pinta Kanaya kemudian.
Athen menuruti permintaan Kanaya, berharap Kanaya akan memberikan uang untuk membayar tunggakan kostnya.
Kost Kanaya sepi, tidak ada seorang pun. Sepertinya mereka sedang berlibur dengan pasangannya atau jalan-jalan dengan sahabatnya.
"Kan, kost aku nunggak dua bulan," kata Athen membuka pembicaraan saat sampai di kost Kanaya.
"Bukannya bulan lalu kamu minta uang kepadaku untuk membayar kost? Lalu untuk apa uang itu?" Tanya Kanaya dengan santai, tanpa menunjukkan kebencian yang dirasa.
"Buat Ibuku, Bapakku sakit parah dan dirawat sampai meninggal dunia," jawab Athen singkat dengan nada memelas.