Mohon tunggu...
Lina Wakhi
Lina Wakhi Mohon Tunggu...

mari membaca, mari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Berkunjung ke Rumah Orang Tua

1 Januari 2014   15:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke rumah orang tua kita adalah sebuah kebutuhan. Bagi pembaca yang sudah menikah, berkeluarga, berpisah dari orang tua, bekerja di tanah rantau, pulang ke kampung halaman, ke kota kelahiran untuk mengunjungi orang tua adalah tuntutan batin untuk melepas rindu.

Siapa yang tak suka dan haru akan momen ini? Orang tua mana yang tak bahagia anaknya pulang? Momen seperti ini sering kita dapati pada hari raya lebaran, natal, dan liburan sekolah.

Tapi, coba, lihatlah lebih dalam. Apa yang anda lakukan ketika pulang ke rumah orang tua? Orang tua anda kini tidak hanya menyandang gelar Ayah dan Ibu lagi, tapi Kakek dan Nenek. Mereka sudah tak lagi muda, kondisi fisik mereka sudah berbeda, dan rasa lelah mereka tak sama dengan yang biasa anda rasakan. Anda membawa istri/suami juga anak-anak, mungkin anak-anak anda masih kecil, balita atau mungkin bayi. Pernahkah anda merenung, apa saja yang anda lakukan di sana?

Anda tentu akan menjawab, kami berkunjung, kami menginap di rumah kami dulu. Kami makan, tidur, bersantai, mengobrol dan bermain bersama keluarga kami disana. Tapi lihatlah lebih dalam lagi, ketika anda sibuk mengurusi anak-anak dan suami anda, ketika anda maupun orang tua anda tidak cukup kaya untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga, siapa yang menyiapkan makanan di pagi buta? Siapa yang menyiapkan kamar untuk anda dan keluarga tempati ketika menginap? Siapa yang membereskan rumah ketika anda dan keluarga pergi lagi? Siapa yang membersihkan sisa-sisa mainan anak-anak anda? Siapa lagi, orang tua anda. Tentu saja orang tua anda. Tenang saja, mereka ikhlas dan senang hati melakukannya, mereka terlena dengan kebahagiaan bahwa anak-anak dan cucunya bercengkerama di rumah kecilnya, orang tua anda bahkan lupa rasanya kelelahan.

Namun, ketika anda kembali lagi ke rumah anda masing-masing, anda bertolak pergi menjalani hidup bersama keluarga anda, kembali ke pekerjaan anda, pernahkah anda memikirkan siapa yang membereskan hal-hal sepele namun banyak yang anda tinggalkan? Mencuci pakaian kotor yang anda tinggalkan, mencuci bekas piring yang anda gunakan, merapikan kamar dan tempat tidur yang beberapa hari anda gunakan, membereskan mainan-mainan anak-anak anda. Orang tua anda yang melakukannya, dan sayangnya anda maupun orang tua anda tidak cukup kaya untuk mempekerjakan orang untuk mengerjakan hal-hal tersebut. Lelah? Tentu saja, namun mereka tetap melakukannya, pelan-pelan dalam kesendirian.

Lalu apa yang dapat anda lakukan? Renungkan dan pikirkan.

Sesibuk dan serepot apapun anda mengurusi anak-anak dan suami anda, ingatlah bahwa anda bukanlah tamu disana. Jangan biarkan orang tua anda melayani anda, jangan biarkan tangan keriput mereka membersihkan ‘sampah’ yang anda tinggalkan.

Anda cukup bahagia dan bangga berkunjung ke rumah orang tua anda, mungkin membawakan buah tangan atau sebuah amplop putih. Tetaplah ingat niat anda, bahwa anda berkunjung untuk membahagiakan mereka, bukan merepotkan mereka.

Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita ^^

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun