Mohon tunggu...
Lilin Hardiyanti
Lilin Hardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Jember

Saya adalah mahasiswa dari Universitas Jember. Hobi saya adalah membaca dan mendegarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Multikultural Bukanlah Sebuah Hambatan

15 Mei 2024   19:53 Diperbarui: 15 Mei 2024   19:58 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun berakar dari budaya leluhur, budaya Tionghoa di Indonesia telah mengalami proses asimilasi yang kuat dengan kebudayaan lokal lainnya. Meski demikian, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa telah menjadi masalah yang bertahan lama. 

Dalam sejarahnya, prasangka dan perlakuan diskriminatif terhadap etnis Tionghoa tercermin dalam kebijakan kolonial yang membagi masyarakat berdasarkan ras, memposisikan etnis Tionghoa sebagai golongan kedua. Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, peraturan pemerintah semakin memperkuat asimilasi etnis Tionghoa, menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk mengekspresikan identitas budaya mereka dengan bebas. Larangan terhadap perayaan budaya dan bahasa Tionghoa di depan umum menjadi contoh konkret dari upaya untuk menekan identitas etnis Tionghoa.

Namun, dengan berjalannya waktu dan masa Reformasi, langkah-langkah positif seperti Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2000 dan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2014 telah memberikan ruang bagi Etnis Tionghoa untuk kembali menunjukkan eksistensinya di Indonesia. 

Perayaan Imlek yang kembali diperingati secara terbuka dan dukungan terhadap penggunaan istilah "Tionghoa" sebagai representasi identitas budaya merupakan langkah yang penting menuju pengakuan yang lebih besar terhadap kontribusi dan keberagaman etnis Tionghoa di Indonesia. Lalu apakah multikulturalisme mampu bertahan di Indonesia hingga saat ini?

  • Sejarah Etnis Tionghoa di Indonesia

Sejarah Etnis Tionghoa di Indonesia telah menjadi bagian integral dari narasi kebangsaan kita. Meskipun menghadapi masa-masa kelam pada masa Orde Lama dan Orde Baru, perjuangan dan kontribusi Etnis Tionghoa dalam memperjuangkan hak-hak mereka sejalan dengan semangat reformasi telah menghasilkan kemajuan yang signifikan. Pengakuan akan identitas budaya dan agama mereka, serta keberanian untuk mengekspresikan eksistensi mereka, merupakan langkah positif menuju ke arah inklusi dan penghargaan atas keragaman di Indonesia.

  • Multikulturan dan Toleransi

Multikulturalisme adalah kekayaan yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam konteks identitas bangsa Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya, Etnis Tionghoa telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan negara ini. Pengakuan akan keragaman budaya dan agama, serta upaya untuk memperjuangkan toleransi antar-golongan, adalah pijakan yang kuat untuk membangun masyarakat yang inklusif dan beradab. Perkembangan ini mencerminkan semangat Pancasila dan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dijunjung tinggi dalam bangsa ini.

Meskipun Etnis Tionghoa pernah mengalami diskriminasi dalam sejarahnya, upaya dari tokoh Indonesia dan Etnis Tionghoa sendiri telah membawa perubahan signifikan. Sekarang, mereka dapat merayakan budaya mereka tanpa takut dan mendapatkan pendidikan yang layak. Tantangan bagi Indonesia saat ini adalah memperkuat rasa toleransi di tengah keragaman yang ada. Pengakuan terhadap keragaman agama dalam Undang-Undang Kependudukan menunjukkan langkah yang positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun