Mohon tunggu...
Mat Tohek
Mat Tohek Mohon Tunggu... Jurnalis - Lingkar.co/sudutblora.id

Menulislah agar tak hilang dari peradaban sejarah manusia.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ambil Tema Perjuangan Kemerdekaan, Setwan DPRD Blora Sabet Juara Pertama di Karnaval HUT RI ke-78

3 September 2023   15:38 Diperbarui: 3 September 2023   15:40 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Setwan DPRD Blora. (Dokpri)

Blora- Karnaval pawai pembangunan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, telah sukses digelar pada 26-27 Agustus 2023. Adapun peserta dari kategori PAUD, SD, SMP, SMA OPD dan kategori umum telah tampil dengan aneka busana adat nusantara, kostum karnaval, kreativitas, seni budaya hingga replika yang menawan dihadapan masyarakat kota dengan julukan penghasil Minyak dan Jati.

Bahkan, pawai tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Blora Arief Rohman, wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, beserta Forkompinda, jajarannya dengan ditandai pelepasan balon udara dan pengibaran bendera start di depan kantor Bupati Blora.

Maka dari itu, berdasarkan hasil penilaian Juri, Pawai Pembangunan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78 Tahun 2023 tingkat Kabupaten Blora tersebut ditetapkan lah pemenangnya berdasarkan kelompok.

Adapun, Kelompok PAUD : Juara (I) TK Islam Baitunnur Blora, Juara (II) TK Kemala Bhayangkari 50 Blora, dan Juara (III ) TK Islam Terpadu Permata Mulia Blora. Kemudian Kelompok SD/Sederajat :
Juara (I ) SD Negeri Kedungjenar Blora,
Juara (II) SD Muhammadiyah Blora,
Juara (III) SD Negeri 2 Jetis. Kelompok SMP/Sederajat : Juara ( I )SMP Negeri 1 Blora, Juara (II) SMP Negeri 2 Blora,.
Juara (III)SMP Negeri 1 Jepon. Kelompok SMA/SMK/Sederajat : Juara (I)SMK Muhammadiyah 1 Blora, Juara (II) SMK Bhakti Husada PGRI Blora, Juara (III) SMA Negeri 2 Blora. Dan, Kelompok Perangkat Daerah : Juara (I)Sekretariat Dewan Blora,
Juara (II) BPPKAD Blora, Juara (III) Inspektorat dan Bappeda. Sedangkan
Kelompok Umum : Juara (I) Barongan Mataram Joyo Bangkle, Juara (II) Desa Bangsri Kecamatan Jepon Juara (III) Pemuda Seloganthi Tegalgunung.

Namun, ada yang berbeda saat para peserta tersebut tampil di hadapan Ribuan warga yang memadati sepanjang jalan Pemuda hingga Jalan A Yani atau depan gedung DPRD Blora. Bagaimana tidak ? Pasalnya, penampilan Setwan DPRD Blora dan yang telah menyabet juara 1 (satu) tingkat OPD, telah memukau penonton dengan penampilan yang mengambil tema "JAS MERAH".

Karnaval Agustusan biasanya diisi dengan pawai budaya yang menampilkan kearifan budaya Nusantara dan tak jarang diisi dengan unjuk kebolehan dalam olah suara dan tari. Namun tema karnaval Agustusan tahun 2023 yang diambil Sekretariat DPRD Kabupaten Blora ini lain, pasalnya para peserta tidak menampilkan pakaian adat nusantara.

Para peserta yang murni terdiri dari Seluruh Karyawan/Karyawati Sekretariat DPRD ini membawa tema JAS MERAH "jangan sekali sekali meninggalkan sejarah", diawali teaterikal kerja paksa pada masa penjajahan di Indonesia.

Setwan DPRD Blora. (Dokpri)
Setwan DPRD Blora. (Dokpri)

Sebagian peserta memakai seragam penjajah Belanda lengkap dengan senjata, dan sebagian lain mengenakan pakaian warga biasa. Penampilan itu terasa menarik ketika mereka memperagakan praktik kerja paksa zaman dulu di tengah jalan. Mereka yang berperan sebagai rakyat biasa disiksa. Tangannya dirantai dan lehernya dibelenggu dengan kayu.

Sedangkan pemeran penjajah dengan berlagak kejam menyiksa rakyat jelata yang tidak berdaya. Sontak adegan itu membuat orang yang menyaksikannya merasa haru dan iba, sekaligus mengambil pelajaran bahwa perjuangan para pahlawan membebaskan diri dari belenggu penjajah amat berat.

Tidak itu saja, tampak replika kuda yang dikendarai pahlawan nasional Pangeran Diponegoro yang ditunggangi Sekretaris DPRD Kabupaten Blora, Catur Pambudi Amperawan yang memerankan tokoh nasional ini.

Ada juga peran sebagai bangsawan Indonesia yang memihak Belanda, karena kita semua tahu musuh bangsa kita bukan hanya bangsa lain, melainkan juga dari bangsa kita sendiri.

Para tentara Indonesia serta wanita-wanita berperan sebagai Palang Merah Indonesia, yang ketika penampilan didepan panggung kehormatan semuanya melebur bergabung menjadi satu setelah sang proklamator ( yang juga diperankan oleh karyawan ) membacakan teks proklamasi.

Dengan penampilan tersebut, beberapa warga tampak memberikan komentar beragam yang positif. Salah satunya yakni adalah Yunia, warga kecamatan Blora kota tersebut mengaku terharu.

"Mewek....membayangkan perjuangan mereka jaman dulu. terbawa emosi, karena bagaimana sulitnya hidup di masa penjajahan, dan nikmatnya hidup di zaman kemerdekaan. Alfatihah buat para pejuang," ucapnya, usai melihat kembali vidio karnval yang digelar pemkab Blora, Minggu (03/09/023).

Penampilan Srikandi Setwan DPRD Blora. (Dokpri)
Penampilan Srikandi Setwan DPRD Blora. (Dokpri)
Sementara itu, salah satu staf Setwan DPRD Blora, Anna Oktaviani Prasetyo, menyatakan bahwa tema perjuangan wajib diangkat dalam perhelatan tidak hanya di karnval saja, namun juga di event lainnya.

Tentunya apa yang disampaikannya bukan tanpa alasan, sebab hal itu berawal dari keprihatinannya melihat anak-anak muda sekarang ada lebih dikenal dengan generasi z, dan termasuk anak didalam keluarganya, yang ternyata tidak tahu gambaran perjuangan di zaman penjajahan. Dan hanya mengetahuinya dari mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah maupun cerita dari mulut ke mulut, tidak pernah melihat gambaran secara langsung.

"Pada intinya saya miris lagi dengan kondisi yang terjadi, karena selama ini karnaval isinya yang penuh euforia, tari-tarian yang kayak tiktokkan, terus hanya seputar hura-hura jadi sama sekali karnaval 17-an itu nggak ada temanya," ungkapnya.

"Terus ketika saya bersantai dirumah secara spontan punya ide karnaval dengan tema perjuangan kemerdekaan Indonesia jaman dulu, dari situlah saya ngobrol, bercerita sama keluarga, terutamanya pada anak saya, saya menceritakan perjuangan jaman dulu pada anak saya, dan anak saya ternyata merespon, dengan kalimat "Oh ternyata begitu ya mah perjuangan jaman dulu (tanya salah satu anaknya). Jadi, mereka tak tahu gambaran asli dari sebuah perjuangan di zaman lalu tahunya mereka ya dari buku, kalau hanya dulu berjuang intinya seperti itu nggak tahu kalau perjuangan kemerdekaan itu seperti itu," ungkapnya kembali saat dikonfirmasi awak media ini melalui sambungan WhatsApp pribadinya.

Setwan DPRD Blora, Tampilankan kostum perjuangan kemerdekaan. (Dokpri)
Setwan DPRD Blora, Tampilankan kostum perjuangan kemerdekaan. (Dokpri)

Pihaknya juga tak menampik jika ide tersebut muncul ketika di tengah kondisinya yang tergerus oleh jaman modern digitalisasi. Dan tak hanya itu, menurutnya bahan-bahan untuk menampilkan karyanya sekwan ini, cukup mudah didapat.

"Jaman sekarang kan era digital, tentunya mereka akan menampilkan dari hasil melihat didalam digatal tersebut, baik YouTube, tiktok, Instagram, Facebook dan lainnya. Makanya, saya ambil tema perjuangan, kalau dengan tema-tema seperti itu yakni romusha, lebih mengena hati," Bebernya. Kita, saat menampilkan itu, pakai barang-barang bekas milik sendiri dari sekitar kita," bebernya.

Terakhir, Anna menambahkan bahwa apa yang menjadi penghargaan di dalam tubuh sekwan, tak lepas dari perjuangan bersama.

"Tentunya juara dan penghargaan itu di barengi juga oleh kerjasama tim yang luar biasa. Dan, pastinya membutuhkan sesuatu yang benar-benar luar biasa. Bagi kami, karena dengan kondisi keuangan yang limit akhirnya cekatan tanpa menyewa pelatih dari luar, dengan ide sampai menjadi penampilan sampai menjadi pemenang itu dari kita untuk kita," imbuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun