Mohon tunggu...
Lilik Muhajaroh
Lilik Muhajaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama' Jepara

Hay semuanya selamat datang dan terimakasih sudah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Daily Activity untuk Penanaman Nilai Religius Peserta Didik

9 Mei 2023   22:09 Diperbarui: 9 Mei 2023   22:15 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"PENERAPAN DAILY ACTIVITY UNTUK PENANAMAN NILAI RELIGIUS SISWA"

Lilik Muhajaroh

201330000590

PENDAHULUAN

Permasalahan yang terjadi pada pendidikan Indonesia, tidak terkecuali dengan kasus minimnya karakter yang dimiliki peserta didik. Seperti sifat religius, kurang percaya diri, dan kurang disiplin. Padahal rasa religius, percaya diri dan disiplin merupakan salah satu karakter yang seharusya ditanamkan pada peserta didik. Akhir-akhir ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis rasa religius, hal ini bisa dilihat dari perilaku anak seusia sekolah. Seperti, membunuh orang tua kandungnya sendiri dikarenakan tidak menuruti permintaannya. Kemerosotan akhlak yang terjadi pada peserta didik disebabkan karena kurang tertanamnya pendidikan agama yang kuat pada diri peserta didik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurang tertanamnya pendidikan agama bagi peserta didik yaitu faktor keluarga, faktor lingkungan dan factor sekolah. faktor lain yang menyebabkan kurangnya pendidikan agama bagi peserta didik, yaitu kurangnya penanaman karakter religius yang dilakukan sejak dini. Nilai religius merupakan salah satu nilai karakter yang dijadikan sebagai sikap dan perilaku yang mengikuti ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap praktik ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan agama lain. Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi perubahan zaman dan degradasi moral seperti saat ini. Dalam hal ini, peserta didik diharapkan dapat memiliki dan berperilaku dengan ukuran baik buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama (Wati & Arif, 2017).

Melalui penerapan daily activity diharapkan peserta didik dapat meningkatkan nilai religious peserta didik. Kegiatan daily activy atau disebut juga dengan istilah pembiasaan, merupakan Kegiatan yang sangat membantu dalam menciptakan pendidikan karakter yang sesuai dengan fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional yang terdapat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dan peradaban bangsa dalam rangka pendidikan kehidupan bangsa, berupaya mengembangkan kesempatan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta bertanggung jawab".


PEMBAHASAN

Pendidikan karakter yang sesuai dengan pendidikan islam dapat dilaksanakan dengan metode pembahasan. Sistem islam dalam memperbaiki anak kecil adalah bersandar dengan dua dasar pokok, yaitu pengajaran dan pembiasaan. Pengajaran merupakan pendekatan aspek teorotis dengan upaya memperbaiki peserta didik. Sedangkan yang dimaksud dengan pembiasaan merupakan segi praktek nyata dalam proses pembentukan dan persiapannya. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk melatih peserta didik untuk berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan ajaran agama islam. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang paling efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa peserta didik. Nilai-nilai religius yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melamgkah ke usis remaja dan dewasa (Agustin nela, 2021).

Penerapan daily activity dalam mengembangkan potensi peserta didik dapat dilaksanakan secara berulang ulang sehingga menumbuhkan suatu nilai perilaku baik individu yang terwujud dalam sikap, perkataan, perasaan, pikiran dan perbuatan berdasarkan aturan yang berlaku dalam dimasyarakat. Melalui penerapan daily activity, peserta didik akan dibentuk karena pada hakikatnya tujuan dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia. Karakter merupakan sifat, tabiat, bawaan, kepribadian, perilaku, budi pekerti, personalitas, watak yang dimiliki oleh seseorang. Suatu pembiasaan tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. mewujudkan suatu pembiasaan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya pembiasaan di sekolah.

Kegiatan daily activity atau Pembiasaan di sekolah merupakan pola pembentukan nilai, prinsip dan tradisi, kebiasaan peserta didik yang dikembangkan oleh sekolah dan diyakini seluruh warga sekolah. Budaya sekolah yang baik menanamkan nilai-nilai agama pada peserta didik sehingga mereka dapat mempertahankan budaya keagamaannya melalui budaya sekolah.  Budaya religi diberikan kepada manusia, sikap, perilaku, kreasi dalam kehidupan sehari-hari. Pada lingkungan sekolah, terdapat kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sehingga tercipta suasana lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan inilah yang menciptakan suatu budaya sekolah. 

Menurut (Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) 2010) budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi satu sama lain, guru dengan guru, konselor satu sama lain, staf administrasi satu sama lain dan antara anggota tim komunitas sekolah. Komunikasi dalam dan antar kelompovk mengacu pada berbagai aturan umum, norma, prinsip moral dan etika yang berlaku di sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, kebaikan, toleransi, kerja keras, disiplin, peduli sosial, perlindungan lingkungan, kewarganegaraan dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang terbentuk dalam budaya sekolah. (Hardiansyah et al., 2021).

Membiasakan diri dengan rutinitas dan kegiatan keteladanan yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan peneliti merupakan salah satu cara menanamkan karakter pada peserta didik selama berada di sekolah. Peserta didik sekolah dasar sedang berada pada fase imitasi. bahwa keteladanan yang diberikan akan menjadi langkah yang efektif dan efisien dalam mengembangkan karakter peserta didik. Pembiasaan terus-menerus mengasumsikan bahwa peserta didik akan sadar, peduli, dan terbiasa menerapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, perilaku keseharian peserta didik tidak terlepas dari nilai-nilai agama (Wati & Arif, 2017).

Kirschenbaum dslsm teorinya, menjelaskan bahwa terdapat lima metode, dimana kelima metode tersebut dapat meningkatkan nilai dan moralitas (karakter atau akhlak) peserta didik di sekolah, yaitu: 1) inculcating values and morality (penanaman nilai-nilai dan moralitas), 2) modelling values and morality (permodelan nilai-nilai dan moralitas), 3) facilitating values and morality (memfasilitasi nilai-nilai daan moralitas), 4) skills for value development and moral literacy (ketrampilan untuk pengembangan nilai dan literasi moral), 5) developing a values education program (mengembangkan program pendidikan nilai) (Mutakin et al., 2014).

Contoh sederhana dalam penerapam daily activity untuk meningkatkan nilai religious peserta didik adalah dengan melakukan kegiatan berdo'a sebelum dan sesudah belajar, yakni dengan membaca asmaul husna yang dilakukan di kelas masing-masing yang dipimpin salah satu peserta didik, kegiatan membaca do'a Bersama ini agar dapat menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam mengawali dan menutup pembelajaran di kelas. Mengajarkan peserta didik untuk senantiasa 3S (senyum, sapa dan salam) Ketika bertemu dengan atau atau dengan orang yang lebih tua. Serta membiasakan peserta didik untuk membaca surat-surat pendek sebelum pembelajaran dimulai. Melaksanakan sholat dhuha dan sholat dzhuhur yang dilakukan oleh peerta didik dan guru. Memperingati hari besar islam (PHBI), hal ini merupakan upaya yang dilakukan untuk meneladani dan mengenal kembali kejadian sejarah pada masa lampau, yang berkaitan dengan peristiwa penting pada masa nabi dan rosul (Surakarta et al., 2020)

 Menurut Muhaimin, strategi pengembangan budaya religious ini terdapat 3 pokok, yaitu (1) tata nilai yang di anut, (2) tata praktik keseharian, (3) dan tata simbol-simbol budaya. maka dari pihak guru maupun dari pihak orang tua harus memberikan contoh dari dan mengimplementasikan segala budaya religious yang terdapat di sekolah agar tetap bisa dilaksanakan dilingkungan rumah. Seperti, tadaruz, membaca juz amma, sholat dhuha, sholat 5 waktu berjama'ah, mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan berdo'a, dan menutup aurat (Agustin nela, 2021)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin nela, M. I. (2021). Peran guru dalam membentuk karakter siswa. UAD Press.

Hardiansyah, F., Budiyono, F., & Wahdian, A. (2021). Penerapan Nilai-nilai Ketuhanan Melalui Pembiasaan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 6318--6329. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1762

Mutakin, T. Z., Nurhayati, & Rusmana, I. M. (2014). Kota Tangsel memiliki motto. Edutech, 1(3), 361--373.

Surakarta, U. M., Surakarta, U. M., Dhuha, S., Hari, P., & Islam, B. (2020). BUDAYA MENGINTEGRASIKAN KARAKTER RELIGIUS. 32(2), 13--27. https://doi.org/10.23917/varidika.v32i2.12866

Wati, D. C., & Arif, D. B. (2017). Penanaman Nilai-nilai Religius di Sekolah Dasar untuk Penguatan Jiwa Profetik Siswa. November.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun