Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

PSBS Biak dan Semen Padang Menambal Ketimpangan Liga 1 Musim Depan

1 Maret 2024   17:53 Diperbarui: 1 Maret 2024   19:27 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PSBS Biak. Sumber gambar: Liga Indonesia Baru melalui KOMPAS.com

Sementara itu, di Liga 1 baru satu nama yang tak akan terusik oleh urusan degradasi. Bila tidak terjadi sesuatu yang luar biasa, Borneo FC telah mengamankan dirinya sekaligus menjaga keterwakilan pulau Kalimantan di Liga 1 musim depan.

Nasib pulau Sulawesi masih mengkhawatirkan. Mereka hanya memiliki satu perwakilan, dan posisinya belum mapan. Untuk pulau Jawa tidak perlu ditanya lagi, bahkan jika tiga klub terdegradasi, mereka tetap mendominasi.

Sejarah Ketimpangan Liga 1

Sejarah mencatat jarang sekali penyelenggaraan kompetisi Liga 1---dengan beberapa perubahan nama---menunjukkan "ketimpangan" serupa. Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, hampir tidak terjadi ketiadaan "wakil" bagi pulau-pulau besar di Indonesia.

Hanya dalam tiga musim kompetisi, terdapat beberapa pulau besar yang konsisten berkiprah terpaksa absen. Di tahun 2014, Pulau Dewata belum memiliki duta di liga tertinggi Indonesia, dan baru sejak 2015 Bali United melangkah ke sana dan tak pernah lagi keluar dari liga sepak bola Indonesia terbesar hingga kini.

Setelah periode itu, dua pulau besar (Sumatra dan Papua) absen selama dua musim berturut-turut, yakni pada musim 2022-2023 dan 2023-2024. Kejadian ini bukan lantaran klub-klub di sana tak mampu bersaing, melainkan akibat kebijakan meniadakan promosi dan degradasi yang diambil oleh PSSI.

Jika menilik banyaknya klub yang berkiprah, tentu saja pulau Jawa yang menjadi jawara. Pulau terpadat itu selalu menyumbang sedikitnya delapan klub di Liga 1.

Perkecualian terjadi di tahun 2015, ketika kompetisi bernama Indonesia Super League hanya diikuti oleh 16 klub. Seharusnya pulau Jawa menyertakan tujuh peserta, tetapi Arema Cronus dan Persebaya Surabaya gagal beraksi lantaran tidak mendapatkan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Kedua klub asal Jawa Timur itu dinilai bermasalah dalam urusan legalitas karena adanya dualisme kepemilikan.

Grafik jumlah peserta Liga 1 dari musim ke musim. Sumber gambar: Dok. pribadi.
Grafik jumlah peserta Liga 1 dari musim ke musim. Sumber gambar: Dok. pribadi.

Dan, dalam dua musim terakhir ini, pulau yang "hanya" seluas sekitar 128 ribu kilometer persegi itu menjadi kawasan "tergendut" sepanjang satu dasawarsa terakhir.

Di musim 2022-2023 dan 2023-2024, ketika pulau-pulau segede Sumatra dan Papua tak terwakili, pulau Jawa memiliki 14 klub yang berlaga di Liga 1 Indonesia. Wow, betapa gendutnya!

Anomali juga terjadi di tahun 2014. Kala itu, kompetisi menyertakan 22 klub yang terbagi dalam 2 wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun