Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gagal Saat Wawancara Kerja? Beberapa Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

27 Desember 2019   17:19 Diperbarui: 27 Desember 2019   18:36 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja (Sumber: www.shutterstock.com)

Laku si pemuda sekadar satu contoh. Dalam kesempatan yang berbeda, saya juga menemukan hal yang sebaliknya. Sebuah posisi yang mensyaratkan "kegagahan" malah direspon oleh peserta dengan sikap gemulai.

Tidak Ada Formula Baku dalam Wawancara
Saya berpikir, sebenarnya tidak ada formula yang baku dalam mengikuti wawancara kerja. Banyak sekali faktor yang memengaruhi seorang pewawancara untuk meloloskan atau menggagalkan kandidat pegawai.

Pada kasus pemuda yang saya jadikan contoh di atas, strategi yang dijalankannya tidak sesuai dengan posisi yang dituju. Karakteristik ideal pegawai pada posisi yang diincarnya berbeda dengan sikap yang ditunjukkannya. 

Jadi, sebelum tanya jawab laiknya sebuah wawancara dilakukan, sang pemuda telah gagal untuk melangkah lebih jauh. Kegagalannya disebabkan oleh ketidakmampuannya mendeteksi karakteristik yang dibutuhkan sebagai seseorang yang layak menduduki posisi yang diidamkannya.

Ketika seseorang gagal menampilkan "kesan pertama yang begitu menggoda", bisa jadi kemampuan komunikasi dan pengetahuan lain yang dikuasainya menjadi sia-sia. Mungkin saja ia tak sempat menunjukkan kepiawaiannya karena sang pewawancara telah mengambil keputusan sebelum ia berkata-kata.

Jadi, selain mempelajari teknik komunikasi, perlu juga para pencari kerja mendalami hal-hal lainnya. Dalam contoh di atas, seorang calon pegawai juga harus mencari informasi perihal instansi atau perusahaan yang bersangkutan. 

Informasi yang dibutuhkan meliputi sejarah perusahaan, bidang yang digeluti, skala perusahaan dan terutama keunggulan-keunggulan yang dimiliki perusahaan dibandingkan industri secara keseluruhan.

Contoh di atas juga menggambarkan ketidakpahaman seorang peserta wawancara kerja akan posisi yang dilamarnya. Ia menyamaratakan kompetensi yang dibutuhkan untuk semua jabatan. Akibatnya, ia menerapkan strategi yang keliru. Alih-alih membuat pewawancara terkesan, ia justru telah terjungkal sejak awal.

Selain contoh di atas, ada beberapa kondisi lain di luar materi pokok wawancara yang bisa berpengaruh besar terhadap hasil akhir wawancara kerja. Yang sering disebut-sebut antara lain penampilan termasuk di dalamnya jenis dan cara berpakaian, cara berkomunikasi termasuk menyangkut intonasi bicara, dan banyak hal lainnya. 

Maka, seorang pewawancara bisa memutuskan apakah perlu melanjutkan proses tanya jawab atau cukup melihat penampilan awal peserta untuk memutuskan hasil akhirnya. 

Nah, sebelum memasuki medan pertempuran bernama wawancara kerja, ada baiknya seorang pencari kerja mempelajari secara mendalam seluk-beluk perusahaan dan jabatan yang menjadi idaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun