Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Ketika Istilah Domestik Menjadi "Makhluk Asing" di Negeri Sendiri

12 Oktober 2019   17:26 Diperbarui: 13 Oktober 2019   21:23 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan kini dunia telah nyaris tanpa sekat lagi. Dan kondisi dunia yang hampir tak berbatas merupakan lahan amat subur bagi kencangnya pertumbuhan "statement-statement" yang baru.

Jika dirunut lebih jauh akan banyak sekali istilah-istilah yang senasib dengan kata "pernyataan".  Ia kalah telak oleh "statement". Juga kata "menikmati" telah takluk kepada "enjoy". Dan berderet kata-kata domestik yang telah dan akan bertekuk lutut oleh desakan yang dilakukan kembaran mereka yang berasal dari negeri seberang.

Saya khawatir suatu saat nanti kita harus menyiapkan sebuah kuburan massal untuk membaringkan secara abadi jasad "pernyataan" dan kawan-kawannya. 

Saya hanya berharap agar tidak ada tsunami yang lebih besar yang akan mengubur hidup-hidup banyak istilah dalam bahasa persatuan kita.

Sebagai Pemanis Saja

Sebagai sebuah pemanis dalam suatu pembicaraan atau sepotong tulisan, istilah-istilah asing sesekali dibutuhkan. Pun untuk mengungkapkan kondisi yang mungkin sulit jika hanya mengandalkan bahasa Indonesia. Namun bila penggunaannya menjadi sebuah konsistensi dan dengan jangkauan yang semakin luas, saya menjadi agak cemas.

Kecemasan semakin kentara kala mengamati cuitan-cuitan para netizen di dunia maya, juga beberapa ucapan banyak orang dalam kehidupan nyata. 

Bahasa-bahasa teknis dunia teknologi dan informasi dengan kecepatan sangat tinggi merebak kencang. Merambah cepat ke mana-mana. Menambah cepat perkembangan populasi istilah-istilah asing dalam bidang yang lain yang telah ada sebelumnya.

Sedemikian cepat kata-kata asing menjadi akrab dengan telinga dan mata kita. Penggunaannya demikian masif. Tak heran jika dalam waktu singkat tak lagi menjadi sesuatu yang asing.

Maka, ketika padanan bahasa Indonesia-nya lahir sekian lama berselang, kata-kata yang datang dari manca negara dan sudah mendarah daging itu nyaris tak tergantikan.

Sebagai contoh, betapa sulit kata "unduh" bisa menggantikan "download". Juga misalnya kata "upload" akan digantikan oleh kata "unggah". Kata-kata berbahasa asing itu telah melekat kuat di benak masyarakat. Di luar itu, banyak lagi contoh-contoh yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun