Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Menjadi Sebab Bermaknanya Berbagai Aktivitas

10 Oktober 2019   16:31 Diperbarui: 10 Oktober 2019   18:31 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mrenulis (ilustrasi: pixabay.com)


Suatu saat saya membayangkan sebuah suasana di masa yang telah berlalu, ketika status pegawai sebuah perusahaan masih tersemat di kartu identitas saya. 

Bermula dari sebuah bacaan dalam sebuah buku berjudul "Don't Sweat the Small Stuff at Work" yang mengupas tema persoalan-persoalan yang acap kali muncul dalam dunia kerja. Saya berhenti pada satu bab yang membahas tentang rapat.

Dalam bab tersebut Richard Carlson, Ph.D., sang penulis, mengungkapkan hasil sebuah survei yang telah dilakukannya perihal apa yang paling tidak disukai orang dalam dunia kerja. 

Dari survei itu, ia menemukan suatu kondisi bahwa salah satu kegiatan kantor yang paling banyak tidak disukai orang adalah rapat. Sejalan dengan hasil survei Richard Carlson, saya juga sering tidak mengharapkan kehadiran rapat.

Saya pikir, ketika itu, kegiatan rapat akan membuang-buang waktu saja. Sambutan pimpinan yang kebanyakan mengulang-ulang kalimat yang telah sering dilontarkannya. Pembahasan topik-topik yang sering kali jauh kaitannya dengan hal-hal yang sedang saya kerjakan dan saya butuhkan. Dan seterusnya.

Untuk mengatasi tidak nyamannya suasana rapat, Richard Carlson menyampaikan dua rahasia, tapi saya hanya akan mencomot satu saja.

Rapat yang Mendatangkan Ekstra Manfaat


Rapat menjadi berbeda setelah saya mulai banyak mengisi waktu luang dengan aktivitas menulis. Menulis telah membawa perubahan. Tentu saja perubahan ke arah yang positif dan menyenangkan.


Sambutan pimpinan yang membosankan bisa memunculkan antusias. Saya malah terinspirasi untuk mencari-cari referensi tentang teknik berbicara di depan umum yang menarik. 


Dan hal-hal lain menyangkut hal itu. Ungkapan-ungkapan setiap peserta rapat menjadi bahan yang menggelitik untuk ditelusuri lebih lanjut. Semua itu bisa berubah wujud menjadisebentuk karya.


Tulisan yang terinspirasi rapat bisa terkait dengan istilah-istilah dan tata bahasa yang digunakan. Atau menyangkut informasi-informasi yang sedang hangat dibicarakan. 


Bahkan perihal pakaian dan cara bicara orang-orang, menu camilan yang disajikan, atau apa saja yang terdengar dan terlihat serta terasakan adalah potensi besar menjelma banyak tulisan yang siap disajikan.


Pendek kata, banyak hal yang tersaji dalam sebuah agenda rapat bisa menjadi bahan yang potensial untuk menghasilkan tulisan. Dari sebuah rapat bisa muncul artikel-artikel bisnis, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain. Tak terkecuali humor dan fiksi, atau jenis-jenis tulisan yang lain lagi.


Namun jangan salah menduga, ya. Materi rapat yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan tetap mendapatkan perhatian. Dan saya posisikan di depan. Hal-hal di luar itu adalah rezeki nomplok yang datang tanpa diundang.


Durian runtuh berwujud bahan-bahan mentah tulisan yang mencuat dalam sebuah rapat hanyalah satu di antara seribu dampak positif yang saya rasakan dari aktivitas menulis. Masih ada 999 lagi efek-efek menguntungkan dari dunia kepenulisan.


Setelah menekuri kembali hal-hal tersebut, saya merasakan kebenaran saran Richard Carlson. Ia menyarankan kita untuk berusaha mempelajari sesuatu yang baru dari setiap rapat yang kita ikuti. Walaupun mungkin makna "sesuatu yang baru" itu agak melenceng dari urusan kantor yang menjadi fokus bahasan Carlson.


Menulis Berbuah Makna bagi Berbagai Aktivitas


Cukup banyak aktivitas yang memperoleh dampak baik dari kegemaran menulis. Sebut misalnya naiknya frekuensi dan pemahaman membaca, meningkatnya kemampuan menganalisa, kegiatan menonton jadi lebih bermakna dan berbagai manfaat lainnya. Berikut ini saya akan sampaikan dua manfaat yang menghampiri saya akibat aktivitas menulis yang telah sayarasakan.


1. Minat baca dan kemampuan analisa meningkat

Berbicara mengenai membaca, tentu saja ini hal yang tak kan bisa lepas dari urusan menulis. Tak mungkin menghasilkan tulisan yang baik orang yang enggan membaca. 


Maka, ketika aktivitas menulis meningkat, frekuensi, dan kualitas membaca semestinya jauh bertambah banyak, dan dampak positif membaca kita telah memahaminya.


Untuk menghasilkan sebuah tulisan opini yang mengupas suatu persoalan misalnya, kita membutuhkan data dan analisa. Sebelumnya, saya memiliki sedikit pengalaman dalam bidang olah dan analisa data. 


Dengan seringnya menulis, yang berarti juga menghimpun dan menganalisa data, sudah tentu kemampuan yang menyangkut hal itu semakin terasah. Dan perasaan saya mengatakan bahwa saya semakin terbiasa melakukannya.


2. Hobi nonton yang menghasilkan makna

Bagi yang hobi nonton, entah itu nonton film, nonton bola, atau nonton yang lain, telah sangat banyak kita dapati tulisan-tulisan yang merekaterbitkan. Ada yang berwujud reportase dan analisa pertandingan, ada yang mengupas hikmah di balik pembuatan sebuah film atau tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk tulisan lainnya. 


Kalau saya suka nonton bola, meskipun kini frekuensinya tak lagi sebanyakketika masa muda. Tatkala menulis belum menjadi kegiatan rutin saya, nonton bolaya nonton saja. 


Bersorak ketika jagoan tampil menawan dan sesekali berserapah saat tim idola kalah. Setelah peluit panjang dibunyikan, nyaris tak ada sisa yang bisa saya bawa ke dalam kehidupan nyata.


Setelah aktivitas menulis menjadi sesuatu yang nyaris wajib bagi diri saya, menonton siaran sepak bola bisa menjadi kegiatan yang mendatangkan lebih banyak makna. Sembari bersorak atau berserapah, adakalanya saya mencoba menyelami apa yang terjadi di balik sebuah pertandingan. 


Bagaimana tabiat orang-orang yang terlibat, seperti apa upaya yangtelah mereka lakukan, dan bagaimana seseorang atau sekumpulan orang menyikapi kemenangan atau kekalahan. Ternyata banyak yang mirip dengan kehidupan di luar lapangan.


Itulah sedikit di antara sekian banyak faedah menulis yang berdampak pada kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan berbagai manfaat yang telah dan akan kita dapatkan, semestinya tidak ada lagi hal yang akan menyurutkan semangat kita menghasilkan aneka bentuk tulisan.

 

Referensi:"Don't Sweat the Small Stuff at Work", Richard Carlson, Ph.D., PT GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun