Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Era Digital Bukan Alasan untuk Berhenti Membaca Buku

11 Februari 2019   17:39 Diperbarui: 12 Februari 2019   20:16 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era digital telah melahirkan buku dalam wujud yang sangat berbeda. Itulah buku elektronik alias e-book. Kehadiran buku elektronik berpengaruh besar terhadap penggunaan buku (sumber: pxhere.com)

Bertahun-tahun kemudian kami bisa juga mewujudkan salah satu impian yang sekian lama melayang di awang-awang. Tampilannya amat sederhana dengan isi yang sangat minim. Kami tak berani menyebutnya sebagai perpustakaan, kecuali hanya sebentuk rak dengan beberapa jilid buku di dalamnya.

Hal yang lebih penting, terbukti kemudian bahwa buku-buku yang mengisi rak di salah satu sisi dinding ruang keluarga kami bukan sekadar hiasan. Mereka benar-benar menjelma menjadi salah satu bahan rujukan. Sebagian pertanyaan dan persoalan yang menghinggapi benak kami bisa dijawab oleh buku-buku koleksi kami.

Dalam sebuah bab, buku "La Tahzan" karya Dr. Aidh al-Qarni mengungkapkan betapa pentingnya peran buku dalam kehidupan. Berikut ini saya sampaikan cuplikannya.

"Di antara sebab kebahagiaan adalah meluangkan waktu untuk mengkaji, menyempatkan diri untuk membaca, dan mengembangkan kekuatan otak dengan hikmah-hikmah."

"Al-Jahizh menasehatkan untuk senantiasa membaca dan mengkaji agar Anda bisa mengusir kesedihan. Katanya, 'Buku adalah teman duduk yang akan mengujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran dan tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang kamu miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan.'"

Tak heran jika dikatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Meskipun kita berada di satu tempat, tetapi dengan membaca seakan-akan kita melanglang buana dan melihat seluruh isi dunia di mana pun berada. Jarak, waktu dan sekat-sekat menjadi terbuka dengan adanya buku.

Tentunya tidak semua buku bisa diharapkan akan mendatangkan faedah semacam itu. Seperti juga sarana-sarana yang lain, buku pun dapat dijadikan alat propaganda untuk melancarkan tujuan-tujuan tertentu, entah tujuan baik ataupun buruk. Dengan demikian, diperlukan kejelian dalam memilih buku-buku yang bisa mendatangkan manfaat.

Peran Buku yang Tak Tergantikan

Saat ini, sebagian fungsi buku telah digantikan oleh materi-materi daring, seperti e-book dan video. Bahan-bahan daring jauh lebih mudah dan lebih cepat didapat ketimbang buku. Kemudahan-kemudahan inilah yang menyebabkan materi-materi dalam bentuk elektronik cepat berkembang.

Selain itu, sifat bacaan daring yang sangat mudah disimpan memang sangat mengenakkan. Sebanyak apapun kita sanggup membaca, kita tidak perlu menggotong-gotong berjilid-jilid buku ke sana kemari. Kita pun tidak memerlukan secuil pun ruang di rumah kita untuk menyimpannya. Kita bisa menempatkan "bertumpuk-tumpuk" buku elektronik di kantong baju kita.

Namun nyatanya buku cetak masih tetap "hidup" dan banyak menghiasi rak-rak di toko-toko buku, perpustakaan umum, perpustakaan instansi maupun perpustakaan pribadi. Hal itu berarti masih banyak orang yang belum meninggalkan buku. Dan saya termasuk salah satu di antara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun