Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengatakan "Tidak" dengan Cara yang Tepat

26 September 2018   16:25 Diperbarui: 28 September 2018   13:16 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istockphoto.com

Di luar itu, kita tidak akan merasa "berdosa" karena telah menolak permintaan orang lain. Orang yang kita tolak akan lebih legowo menerima penolakan kita.

Salah seorang anak saya yang beranjak remaja mempunyai hobi memodifikasi sepeda motor. Mungkin juga bukan hobi, bisa jadi hanya keinginan sesaat yang sedang menggebu untuk memperlihatkan siapa dirinya.

Maka, ia sudah membayangkan modifikasi seperti apa yang akan dilakukannya jauh sebelum motor terbeli. Ya, saat itu kami tengah merencanakan pembelian sebuah sepeda motor sebagai alat transportasi anak saya.

Jika saya membiarkan anak saya mengikuti nafsunya, saya bayangkan kelak dia akan mempreteli nyaris semua aksesoris motornya, termasuk menghilangkan kedua kaca spion serta mencopot knalpot orisinil dan menggantinya dengan yang memekakkan telinga.

Membiarkannya melakukan modifikasi sesuai seleranya berarti mengundang bahaya. Sementara itu, melarang hobi atau keinginannya akan menimbulkan kekecewaan. Sebuah dilema terpampang di depan mata.

Untungnya William Ury mempunyai sebuah formula ajaib. Beliau telah meracik sebuah metode yang diberi nama "Tidak yang Positif". Rumusnya adalah "Ya! Tidak. Ya?".

"Ya" pertama berfungsi untuk mengekspresikan kepentingan kita.
"Tidak" berperan sebagai sarana untuk menekankan kekuatan kita.
"Ya" kedua dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kita dengan lawan bicara kita.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah menyatakan kepada anak bahwa saya bisa menerima kegemaran utak-atik motor anak saya. Namun demikian, saya sangat memperhatikan keselamatan anak serta kenyamanan keluarga dan ketenteraman lingkungan. Pernyataan semacam ini berfungsi untuk memberi pemahaman adanya kepentingan lain yang harus diperhatikan. Inilah "ya" yang pertama sesuai formula Ury.

Langkah kedua, saya menyatakan bahwa saya tidak akan mengijinkannya mempreteli aksesoris yang bisa membahayakan keselamatan seperti kaca spion. Saya juga menyampaikan keberatan atas rencananya mengganti knalpot dengan model yang meraung-raung, karena berpotensi mengganggu dan menimbulkan kemarahan warga sekitar.

Pada posisi ini, kata "tidak" muncul sebagai penegasan akan kekuatan kita.

Meskipun raut muka anak saya terlihat agak mendung, namun potensi pemberontakan anak akibat penolakan saya mereda karena saya telah mengawali diskusi dengan kata "ya". Bayangkan reaksi anak jika kata pertama saya adalah "tidak".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun