Dimana satu paket tersebut terdiri dari 1 kompor listrik dua tungku, 1 alat masak dan 1 Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.
Tiap tungku kompor itu berdaya 800 watt. Salah satu tungkunya, nanti akan menjadi di atas 1.000 watt.
Berdasarkan analisa, biaya pengunaan kompor induksi 10-30 persen lebih rendah dari kompor gas. Penghematan energinya berkisar 10-15 persen.
Harga keekonomian listrik dari kompor induksi yaitu Rp 11.792 per kg listrik. Nilai itu setara dengan 7,18 Kwh. Atau per kalori memasak dengan kompor listrik lebih murah Rp 700, daripada dengan kompor LPG.
Alternatif Selain Kompor Listrik
Persyaratan penerima paket kompor listrik adalah mereka yang memiliki daya listrik sebesar 900 W. Padahal daya kompor listrik 800 W dan 1.000 W. Apakah ini canda gurau?
Pada pelaksanaan di lapangan, CNN melansir instalansi kompor listrik dilakukan oleh petugas PLN.Â
Petugas PLN menyambungkan MCB di dalam paket hanya untuk kompor listrik. Ada jalur khusus untuk kompor. Jalur itu tidak tersambung dengan struktur daya terpasang.
Dua kejanggalan ini seperti memberi celah dan kesempatan untuk kejahatan. Seperti yang dikatakan Bang Napi: "Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena adanya kesempatan. WASPADALAH! WASPADALAH!!".
Seandainya ingin transisi, masih ada alternatif lain yang lebih masuk akal. Apalagi paket transisi energi ini untuk penduduk miskin.Â
Penanak nasi, yang akrab disebut rice cooker, ada yang berjenis magic com. Fungsinya bukan sekedar menanak nasi, tapi dapat menjadi alat masak sederhana.
