Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Belum Kaya, Apa Bisa Pensiun?

3 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 4 Juli 2022   09:04 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan ini yang selalu saya tanya pada diri sendiri. Jika butuh, seberapa mendesak kebutuhan ini? Berapa sering saya akan menggunakan barang ini kelak?

Sehingga, saya mempunyai 3 kategori saat akan membeli barang.

  1. Butuh dan Mendesak
  2. Butuh dan Dapat Ditunda
  3. Ingin

Dengan mengurangi, membatasi pembelian, dan berpikir kritis sebelum membeli barang, maka hati saya lebih damai saat mengeluarkan uang.

Merencanakan Pembelian

Untuk pembelian barang-barang, selain makanan, apalagi barang mewah, saya berusaha berhati-hati. Umumnya saya merencanakan pembelian 1 bulan sebelumnya.

Hal ini saya lakukan untuk mengurangi rasa kecewa setelah pembelian. Dimana rasa kecewa dapat ada karena mengetahui opsi lain yang harganya lebih murah, atau menemukan barang yang lebih tepat.

Salah satu cara belanja yang baik adalah meneliti semua kemungkinan terbaik. Dan hal itu dapat dilakukan lewat observasi layanan online shop. Dimana untuk barang yang sama, bukan hanya mendapatkan harga yang lebih rendah, namun juga memperoleh diskon atau tambahan keuntungan (misal, cashback, reward, dll).

Membeli Barang yang Lebih Mahal Dapat Menghemat Uang, Apa Benar?

Di satu sisi, pernyataan itu ada benarnya. Misalnya saja bra seharga Rp 350.000 terbukti kualitasnya tetap bagus setelah 6 tahun. Dibandingkan bra yang harganya Rp 50.000.

Tetapi beda halnya saat membeli barang untuk putri kecil, apalagi barang-barang yang dia pakai sehari-hari. Penyerut mahal ataupun penyerut pensil murah, waktu pakainya sama saja. Dan saya paling anti membeli mainan mahal, karena ujungnya pasti anak bosan memainkannya.

Satu lagi yang saya temukan, makanan sehat jauh lebih mahal dari junk food. Dan sekarang saya belajar untuk mengalokasikan uang untuk makanan dan minuman yang membuat keluarga kami sehat.

Investasi Keahlian Baru

Mempelajari keahlian baru butuh pengorbanan waktu dan tenaga. Tetapi, saya yakin ini salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan di masa depan.

Keahlian baru dapat meningkatkan daya saing usaha kami. Yang akibatnya akan lebih menyehatkan dan menstabilkan keuangan kami. Bisa juga menjadi usaha sampingan, atau alternatif mendapatkan uang tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun