Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kartini, Melihat Jauh ke Depan dan Melampaui Zamannya

22 April 2022   16:15 Diperbarui: 22 April 2022   16:17 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu cara menjadi lebih bijak dan
mempraktekkan kebijaksanaan adalah melalui bekerja. Dan saat ini perempuan patut bersyukur karena dapat lebih fleksibel bekerja sambil mengurus keluarga. Ada berbagai pilihan profesi yang memungkinkan perempuan bekerja, sekalipun dari rumah.

Memang tidak mudah untuk perempuan untuk bekerja dan sekaligus mengurus keluarga. Namun, ada banyak perempuan hebat yang telah membuktikan dirinya mampu mengatasi rintangan itu.

Perempuan bekerja atau perempuan pekerja bukan hal aneh di zaman ini. Pemerintahan, perkantoran swasta, perindustrian, toko dan warung-warung pinggir jalan, bahkan hingga di dalam rumah, ada perempuan-perempuan pekerja.

Mungkin, Kartini tersenyum melihat perempuan-perempuan ini bekerja dan terinspirasi idenya.

Perempuan Sebagai Tiang Negara

Kartini dan perjuangannya melalui tulisan, menunjukkan banyak pelajaran berharga untuk perempuan. Bukan hanya satu atau dua hal yang dapat digali, namun lebih dari jumlah jari tangan
dapat perempuan petik dari kisah Kartini.

Sekalipun Kartini hidup di masa lalu, dimana belum ada globalisasi, dia sudah mengerti bahwa menguasai bahasa asing dan komunikasi adalah alat ampuh untuk bertahan hidup. Maka dari itu, perempuan di jaman ini perlu menguasai bahasa asing dan mampu berkomunikasi dengan baik.


Sebagai tahanan kasih sayang orang tua,
keseharian Kartini hanya berpusat di rumah. Namun, dia mampu mengubah suasana buruk itu menjadi kesempatan untuk menimba ilmu dari teman-temannya di Belanda.

Bukan hanya itu, Kartini bermimpi mendirikan sekolah untuk kaum perempuan marjinal. Dia ingin perempuan mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk memperbaiki hidupnya lewat pendidikan.

Sekalipun mimpi itu tidak terwujud saat Kartini hidup, namun idenya di dalam tulisan terus hidup dan menjadi bagian sejarah. Kini perempuan dapat merasakan bangku pendidikan, inilah pemikiran Kartini, si visioner, yang menjadi wujud nyata.

Dengan pendidikan inilah perempuan menjadi tiang negara yang kokoh. Setelah berpengetahuan dan berdaya, maka kehidupan perempuan dapat menjadi lebih berguna.

Para perempuan pekerja telah membuktikan bahwa mereka dapat memecahkan masalah dan menemukan solusi untuk masalah-masalah kehidupan. Memberikan kontribusi untuk masyarakat bahkan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun