Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Cerminan

17 Agustus 2019   18:15 Diperbarui: 17 Agustus 2019   18:27 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompasina@lilhamka

Senja merayap pelan
mendung menghias perjalanan
ada berjejer kata berhamburan
aku tak mampu menyapamu kecuali dengan diam.

Sebab  kau sedang dibelenggu kebencian
aku memang tak butuh pengakuan
sebab angkuhmu sendiri yang menjadi cerminan
dan aku hanya berperan kembali memantulkan.

Jika mau mendapatkan penghormatan
tunjukkan sikap layak dalam penerimaan
kacamata yang kau pakai bisa kotor
ditempeli debu jalanan yang kelam.

Jangan salahkan mereka yang terlihat buruk
sebab kaca matamulah yang harus dibersihkan
agar pandanganmu jernih menemukan terang
kata, kalimat adalah duta hati yang nyata.

Bibir, tangan boleh saja berdebat membela
untuk merasa benar dengan sempurna
tapi poci mengeluarkan teh berarti isinya teh
bila tertuang air putih memanglah poci berisi air putih.

Maka periksalah kata dan kalimat yang kau pilih
agar saat keluar menjadi ungkapan penuh kasih
menularkan energi positif yang penuh makna cinta.

Mendamaikan jiwa dimanapun berada
hingga kapan saja saat terdengar terbaca.

Malang, 17 Agustus 2019

@lila17

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun