Hari ini kita baru saja memasuki bulan desember. Desember identik dengan musim hujan atau bulan basah dan itu terbukti hari ini baru saja  aku menikmati hari baru di bulan baru hujan kembali datang membasahi bumi.
Ketika hujan datang banyak orang menyampaikan perasaan mereka dengan caranya masing masing dan media yang berbeda. Mereka menyampaikan isi hati mereka saat hujan turun.
Rasa yang meraka sampaikan saat hujan turun beragam dan unik-unik, ada yang merasa hujan sebagai anugrah karena bisa bercocok tanam dan ada juga yang merasa hujan sebagai petaka karena gagal untuk berkencan, banjir, tanah longsor dan lain-lain.
Jika ada yang bertanya apa yang aku rasakan saat hujan? Ya... aku merasa, aku berada diantara keduanya, tapi untuk saat ini aku merasa hujan adalah petaka bagaimana tidak ketika hujan turun ia mampu membuat aku tak berdaya dengan menjebak aku di genangan air yang jatuh bersama kenangan.
Tidak ada yang salah dengan hujan akunya saja yang tidak mampu membendung kenangan yang jatuh bersama air yang turun dan tidak mampu keluar dari genangan kenangan itu. Ah... sial hujan kembali mengingatkan aku pada kisah itu.
Hujan memang unik dan magis, ia mampu membawa aku kembali pada kisah-kisah pahit itu dan membuat aku tak berdaya dengan caranya sendiri. Dan sialnya aku terbawah dan terhanyut dalam kenangan itu bersama dengan partikel-partikel air yang jatuh ke bumi.
Sungguh awal bulan yang sangat menyakitkan, desember dan hujan mampu membuat aku gagal dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk keluar dari kisah yang sudah menjadi kenangan bersamanya. Harap ku di bulan Desember ini Semoga kau yang pernah menjadi bagian dari kisah ku bahagia bersamanya.
