Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintik Ingatan

24 November 2019   17:18 Diperbarui: 24 November 2019   17:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika rintik membasahi ingatan
Paling purba
Daun namamu kembali bertandang
Mengetuk jendela mata
yang tak pulas dinyanyikan tik-tik hujan

Halaman rumah yang sebelumnya bersih
Kini bergelimang sampah kenangan
Air mata pun mengalir
Mengikuti arusyang entah di bendungan mana hendakmeruah

Aku tidak pernah bisa
Untuk tidak kuyup luka
Di saat hujan menderas
Membuka bocoran genting dada
yang belum sepenuhnya tertambal

Aku pun tidak pernah meminta pada petir
Bergemuruh membuka tabir rindu.
Kau dan rasa ini hadir bersama gerimis
Sedang aku belum kuat dengan tanggul
Paling kokoh

Ah, langit!
Kau tersengut-sengut,
Aku hanyut dalam genangan lukaku sendiri.

Sarjo, 06 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun