Mohon tunggu...
Lia Trismayanti
Lia Trismayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be Nice

Memberi yang terbaik untuk mendapat yang lebih baik~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Giat KKN: Digitalisasi Pendidikan bagi Jenjang PAUD

29 Juli 2021   09:20 Diperbarui: 29 Juli 2021   10:03 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar Parenting "Pola Asuh Anak Usia Dini di Masa Digitalisasi Pendidikan" (lengkap: liaatris (ig)).

Kebijakan Pendidikan yang terbiasa berubah seiring dengan pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kini kembali melakukan pembaruan sebagai upaya pengoptimalan dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan.  Sejak virus corona mewabah, pembaruan dan penyesuaian pendidikan yang kentara banyak dirasa oleh semua kalangan adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam jaringan (daring). Di mana pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring) ini merupakan hal yang baru bagi sistem pendidikan di Indonesia.Kebijakan Pendidikan yang terbiasa berubah seiring dengan pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kini kembali melakukan pembaruan sebagai upaya pengoptimalan dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan.  Sejak virus corona mewabah, pembaruan dan penyesuaian pendidikan yang kentara banyak dirasa oleh semua kalangan adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam jaringan (daring). Di mana pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring) ini merupakan hal yang baru bagi sistem pendidikan di Indonesia.

Mengapa menjadi suatu hal yang baru? Mari kita uraikan dengan perlahan. Sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) adalah suatu kondisi yang mengharuskan proses pendidikan dilaksanakan tanpa bertatap muka antara guru dan siswa. Dengan bergitu alternatif yang dipilih adalah kegiatan pembelajaran jarang jauh yang dilaksanakan melalui gawai. Pada gawai, banyak platform yang bisa mewadahi optimalnya proses pembelajaran dalam jaringan (daring) ini, misalnya melalui WhatsApp, Google Classroom, Edmodo, Google Meeting, Zoom Clouds Meeting, dan sebagainya. Platform tersebut dapat diakses ketika stabilnya jaringan internet, pengetahuan yang mumpuni serta keadaan ekonomi yang mendukung. Sampai penjelasan ini, tampaknya sudah terlihat ‘kebaruan serta permasalahannya’ dari alternatif yang dipilih.

Bukan hal yang mudah agar bisa berdamai dan berdampingan dengan keadaan yang ada karena pendidikan harus tetap terlaksana. Banyak kendala yang dirasakan oleh guru atau siswa, baik yang di kota terlebih yang di desa. Diantara kendala tersebut adalah:

Kesenjangan kemampuan guru, siswa dan orang tua. Kompetensi teknologi, informasi dan komunikasi yang dimiliki guru, siswa dan orang tua masihlah terbatas, hal ini juga diperkuat oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri dalam acara Peluncuran BimTek Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2021, yang mengatakan, “Kira-kira masih ada 60 persen guru yang penguasaan TIK masih terbatas. Dan ini tugas kita untuk belajar. Ini nyata sekali di pandemi Covid-19 banyak keluhan tentang kesenjangan kemampuan di antara guru, siswa dan orang tua yang beragam “.¹

Sulitnya akses jaringan internet. Hal ini dikarenakan belum meratanya jaringan internet di setiap daerah ,terlebih di daerah pelosok yang jauh dari kota. Guru dan siswa diharuskan untuk mencari daerah yang lebih tinggi agar internet dapat terjangkau. Jika pun ada internet , biasanya hanya tersedia bagi satu provider tertentu saja, yang mana provider tersebut mematok harga yang cukup tinggi jika ingin membeli paket internet. Tingginya harga yang ditawarkan menjadikan guru, siswa, serta orangtua memilih untuk menghemat kuota internet yang dimiliki. Sehingga melahirkan permasalahan baru, yakni kurang optimalnya proses pembelarajan. Seringkali  proses pembelajaran tersebut kurang aktif, media dan modul pembelajaran yang digunakan pun kurang inovatif dan sangat terbatas.

Rendahnya tingkat perekonomian orang tua. Mata pencaharian masyarakat desa umumnya adalah petani dengan tingkat penghasilan yang tidak tetap. Keterbatasan inilah yang ikut mendukung permasalahan pembelajaran daring sebelumnya.

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang diselenggarakan oleh UPI dengan tema yang diangkat adalah “Kuliah Kerja Nyata Tematik Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi MBKM pada masa Pandemi Covid-19 (KKN Tematik MDBPE-MBKM)” pada Juli, 2021 dengan fokus yang diambil adalah Bidang Pendidikan ini menjadi sedikit solusi bagi permasalahan pembelajaran daring yang ada.

Pelaksanaan KKN Tematik MDBPE-MBKM 2021 ini bertempat di domisili mahasiswa masing-masing. Sebagai warga Desa Nagarawangi, maka menjadi suatu tantangan untuk memberi solusi atas permasalahan pendidikan yang ada di desa sendiri, khususnya di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini yang menjadi sasaran kegiatan KKN. Adapun rincian sasarannya adalah 2 orang guru PAUD, 10 Orang Siswa, 10 Orang tua Siswa PAUD. Terdapat beberapa program wajib pada pelaksanaan kegiatan KKN ini, dua diantaranya adalah Penguatan Pembelajaran Daring untuk Semua Mata Pelajaran di PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK dan Pendampingan orang tua dalam membimbing anak melalui pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran di TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK.

Melalui dua program wajib tersebut solusi yang ditawarkan atas permasalahan yang ada yaitu dengan mengadakan webinar bertajuk ”Pola Asuh Anak Usia Dini di Masa Digitalisasi Pendidikan”. Pada kegiatan webinar tersebut diisi oleh tiga pemateri. Pemateri pertama, yaitu Nina Nurnaeni, S.Pd., M.Pd (Pengawas TK Disdik Kab. Ciamis) dengan materi yang disampaikan adalah Digitalisasi Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan Anjuran Pemerintah. Pemateri kedua, yaitu Yoyoh Maesaroh, ST (Penilik PAUD Disdik Kab. Ciamis) materi yang disampaikan mengenai Tips Belajar dan Mengajar Efektif pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi. Serta pemateri ketiga, yaitu Shinta Anggraini Nurlatifah, S.Pd (Home Educator, Parenting Enthusiast) yang menyampaikan materi mengenai Pola Asuh Anak Usia Dini di Masa Pandemi. Kegiatan webinar ini dilaksanakan secara virtual melalui platform Zoom Meetings Cloud yang dihadiri oleh sebanyak 35 peserta.

Pelaksanaan Webinar Parenting. (18/07). - Dokpri
Pelaksanaan Webinar Parenting. (18/07). - Dokpri

Penggunaan platform Zoom Meetings Cloud ini menjadi inovasi, pengenalan dan (diharapkan) pembiasaan bagi PAUD Daarul Muslihun dalam menyelenggarakan pembelajaran dalam jaringan (daring) untuk tahun ajaran baru. Terdapat beberapa hal yang ditempuh sebelum pelaksanaan webinar ini. Selain mempersiapkan perangkat acara, saya dan teman juga melakukan bimbingan teknis kepada guru serta orang tua siswa PAUD. Bimbingan Teknis yang dilaksanakan yaitu dengan  home visit. Dengan melaksanakan protokol kesehatan, kami mengunjungi rumah-rumah guru dan orang tua siswa PAUD untuk memberi arahan cara penggunaan platform Zoom serta mengatasi gangguan yang mungkin terjadi. Selanjutnya kami pun membantu dan memberi pengertian/pandangan lain mengenai kendala yang dirasakan ketika pembelajaran daring (di samping mengeluhkan 3 permasalahan di atas, orang tua juga mengeluhkan anaknya yang kurang fokus ketika belajar di rumah melalui gawai).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun