Mohon tunggu...
Lia octavia
Lia octavia Mohon Tunggu... -

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemajuan Pendidikan hanya Sekadar Janji

9 Desember 2018   21:05 Diperbarui: 11 Desember 2018   19:39 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: edisidumay.com

 

Apa itu janji? Janji adalah sebuah hutang yang kita ucapkan kepada seseorang atau sekelompok orang atau bahkan diri sendiri yang pada dasarnya harus ditepati.

Permasalahannya banyak dari mereka ketika ingin menyalonkan diri sebagai wakil rakyat, mereka hanya menyanyikan janji-janji manis 'tapi rasanya pahit' kepada rakyat, mungkin jika dalam dunia ekonomi mereka yang menawarkan janji-janji itu diibaratkan sebagai sales promotion dan kita rakyat sebagai pembeli yang dengan senang hati mendengarkan buaian-buaian itu. Dan kata pendidikan lah yang menjadi barang jualan utama bagi mereka yang saat itu sedang menarik hati para pembelinya, segudang janji tentang pendidikan dilontarkan seperti sekolah gratis, pembangunan infrastuktur sekolah yang memadai, fasilitas penunjang kegiatan belajar yang memadai, penaikan gaji guru, dan masih banyak lainnya. Namun kenyataannya masih banyak yang belum terealisasi atau tidak sama sekali.

Pendidikan itu sendiri merupakan wadah penting bagi pembentukan generasi penerus bangsa. Pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia, pendapatan, kelayakan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Berbicara mengenai pendidikan di indonesia tiada henti-hentinya, mulai dari prestasi-prestasi yang diraih oleh peserta didik baik ditingkat internasional maupun nasional sampai rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil.

Rendahnya kualitas dan mutu pendidikan di indonesia khususnya di daerah terpencil karna adanya permasalahan-permasalahan terutama di bidang pemerataan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang memberikan program kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, suku, agama dan ras maupun status sosial dan letak geografis nya karna kita semua diwajibakan mendapatkan pendidikan.

Permasalahan pemerataan pendidikan terjadi karna kurangnya perhatian pemerintah, banyak program pemerintah mengenai pendidikan di indonesia yang belum terealisasi. .

Pasalnya masih banyak sekolah dengan kondisi bangunan yang riskan dan juga banyak sekolah yang kekurangan ruangan untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi tersebut terjadi sejak lama dan masih berlangsung hingga saat ini. Mereka terpaksa memanfaatkan bangunan yang ada sambil menunggu perhatian pemerintah. Melihat kondisi yang miris ini, berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ataupun pemerintah bisa menganggarkan pembangunan gedung baru untuk sekolah-sekolah tersebut. Paling tidak merehab ruangan yang sudah reyot.

Banyak anak-anak di Indonesia yang mempunyai semangat belajar yang tinggi namun harus terkendala karena tempat yang tidak layak. Seperti misalnya atap yang bocor saat hujan, bangunan yang hampir roboh karna kemakan usia dan belum ada sentuhan tangan dari pemerintah tentunya ini sangat membahayakan nyawa mereka, mereka akan tidak fokus belajar karna sambil berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Lalu kurang nya sarana-prasarana seperti kursi, meja, buku cetak, lab bahasa, lab komputer, lab ipa, alat peraga pendidikan ataupun lainnya. Bahkan mereka belajar hanya membawa satu buku tulis tanpa adanya buku cetak sebagai salah satu penunjang proses belajar mereka di rumah dan di sekolah. 

Untuk mengajar pun masih menggunakan papan tulis yang menggunakan kapur yang dapat membahayakan pernapasan sangat berbeda jauh dengan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan yang menggunakan spidol bahkan menggunakan teknologi berupa proyektor. Ini termasuk janji pemerintah yang harus di tepati.

Sebenarnya anggaran pendidikan di Indonesia tidaklah sedikit. Tetapi anggaran ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pendidikan. Banyak anggaran yang disalahgunakan oleh pihak yang berwenang hanya untuk kepentingan pribadi, anggaran pendidikan / uang bantuan sekolah di "KORUPSI", cukup miris pemerintah seolah tutup mata dengan kejadian-kejadian seperti ini. Semua pihak atau kalangan bawah merasa dirugikan karena adanya korupsi. Korupsi sangat mencoreng moral aspek pendidikan. Hal itu terjadi karena kurangnya pendidikan akhlak.

Selain itu sulitnya anak-anak di pedasaan/pedalaman bersekolah karna jalan yang mereka lalui ke sekolah sulit dilewati ntah itu jalan nya rusak sehingga ketika hujan akan becek dan menyulitkan mereka untuk sekolah ataupun mereka yang ke sekolah harus melewati sungai karna rusaknya jembatan atau bahkan tidak memiliki jembatan, tentunya ini harus menjadi perhatian pemerintah mengingat ini adalah kewajiban pemerintah dalam menyediakan infrasturuktur jalan ataupun sarana transportasi, negara harus hadir menjamin itu. Pemerintah daerah sudah dibekali Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna melaksanakan pembangunan jadi mereka harus melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya dengan baik untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk kesejahteraan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun