Mohon tunggu...
Lia Marlina
Lia Marlina Mohon Tunggu... -

Mengejar mimpi di usia muda. 18y\r\n\r\nMPA PGSD UNJ 2014

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Siswa Miskin yang Masuk Sekolah Swasta

24 Agustus 2014   11:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:43 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14088296261204426137


Loh kenapa gak masuk Negeri, kan gratis?” Pertanyaan tersebut mungkin terlintas di benak kita. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang sama, “Nilai ijazahnya kecil”. Perlu kita ketahui sebelumnya untuk bisa masuk Sekolah Negeri setingkat SMP dan SMA prosedur seleksi masuk yang di terapkan Kemendikbud menggunakan nilai ijazah. Jika nilai ijazah tinggi tentu bisa dengan mudah masuk Sekolah Negeri. Tapi tidak bagi mereka yang memiliki nilai ijazah kecil. Mereka hanya bisa gigit jari dan terpaksa melanjutkan sekolah ke Swasta agar tetap bisa bersekolah.

Adalah rahasia umum bahwa bersekolah di sekolah Swasta semua serba bayar. Daftar bayar, isi formulir bayar, uang muka bayar, beli buku pelajaran bayar, tagihan iuran tiap bulan, bahkan saat lulus pun mesti bayar.

Berbanding terbalik dengan Sekolah Negeri yang semua serba gratis. Bahkan tak ada pemungutan sama sekali, untuk buku, fasilitas sekolah, uang gedung, bahkan sampai lulus Sekolah Negeri tak akan memungut biaya sepersen pun.

Beruntunglah bagi sang anak yang orangtuanya masih mampu membiayai sang anak bersekolah di sekolah Swasta. Bagaimana dengan nasib anak-anak yang orangtuanya masih hidup dibawah garis kemiskinan? Dimana sang orangtua sudah memeras keringat seharian tapi penghasilan masih pas-pasan?

Pada titik ini banyak orangtua siswa dari golongan ke bawah yang tak mampu membiayai sekolah sang anak di sekolah Swasta yang mereka anggap terlalu mahal. Banyak dari siswa tersebut yang akhirnya putus sekolah. Sungguh sangat disayangkan ketika generasi muda yang sedang merajut pendidikan setinggi-tingginya harus menghentikan langkahnya karena ketiadaan biaya.

sebuah analisis permasalahan yang kompleks dan belum mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Padahal banyak siswa-siswi yang tetap ingin melanjutkan sekolah tanpa harus memusingkan biaya yang tinggi.

peran pemerintah disini melalui beberapa kebijakan nya seperti Perda No 16 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa sekolah Swasta perlu memberikan jatah kursi 5% kepada siswa-siswi miskin ditambah biaya operasional yang selama ini dikucurkan pemerintah kepada sekolah Swasta dalam bentuk Bopda

Tapi sayang kebijakan-kebijakan tersebut belum banyak membantu siswa-siswi untuk bisa melanjutkan sekolah ke Swasta. Walaupun sudah mendapat keringanan tetap saja pihak sekolahSwasta mematok biaya tinggi kepada orangtua murid.

banyak orangtua murid yang mengadukan permasalahan ini ke Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Surabaya. Mereka semua mengharapkan keringanan biaya yang bisa disesuaikan dengan penghasilan mereka.

Tentu pemerintah segera mencari solusi dan mengambil tindakan secepatnya, melalui Komisi D Bidang Pendidikan DRPD Surabaya akan meminta penjelasan dari Dinas Pendidikan Sekolah mengenai permasalahan ini. Teguran dan pencabutan biaya operasional Bopda mungkin adalah sanksi dari pemerintah kepada sekolah-sekolah tersebut. (Solusi dari Pemerintah)

Kita tak boleh lagi membiarkan gugurnya tunas bangsa untuk alasan ‘Ketiadaan Biaya’. Kita sebagai warga sipil biasa tentu bisa membantu pemerintah dengan cara membangun semangat teman-teman di sekitar kita yang gagal masuk Sekolah Negeri, masih ada sekolah Swasta untuk mereka. Pemerintah pun pasti akan membantu mereka yang miskin tapi berprestasi, ibarat berlian mereka yang berprestasi perlu dijaga agar menjadi tonggak kemajuan negeri di masa mendatang. Tinggal kemauan dan semangat. (Solusi dari penulis, membangun semangat itu penting!)

Sekolah di Swasta bukan berati tak bisa mendapat beasiswa jika berprestasi tentu akan ada banyak tawaran beasiswa yang mengalir. So, tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan bangku sekolah.

Harapan saya sebagai penulis saya tunjukkan kepada siswa-siswi yang masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama dan Atas, terutama mereka yang bersekolah di Swasta untuk tidak mengalah pada keadaan saat melihat perincian biaya saat masuk sekolah swasta. Ikuti saja, pemerintah pasti membantu.

Kita adalah generasi muda yang menjadi penentu kemajuan negeri ini, di usia kita yang masih sangat muda teruslah belajar dan mengasah ilmu. Pendidikan wajib belajar 12 tahun adalah pendidikan minimal yang harus kita dapat, Swasta atau Negeri tidak masalah yang penting kita sekolah. Jangan biarkan kebodohan terus menggerogoti negeri ini, negeri ini butuh generasi muda yang terdidik dan bisa berkompetisi di kancah lokal maupun global. Selain itu tentu kita tak mau terus terjebak dalam lingkar kemiskinan. Pendidikan mungkin adalah salah satu cara meningkatkan kualitas hidup. Kita harus semangat!

Sumber & Referensi :

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/137108/siswa-miskin-dilarang-masuk-sekolah-swasta

http://news.detik.com/read/2014/02/13/165602/2496332/10/mendikbud-masuk-smp-sma-negeri-tak-pakai-tes-tapi-seleksi-prestasi?nd771104bcj

Nama : Lia Marlina

Jurusan : PGSD – 2014

sumber foto : http://mohwandi.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun