Mungkin seperti WAG lainya, tujuan awal waktu itu untuk mengumpulkan balung pisah yang berserakan sejak tahun 1992 saat mereka lulus SMA.
Rohman sendiri tidak ingat kapan dimasukan di WAG. Namun cukup lama WAG ini seperti kuburan, sepi dan sunyi.
WAG ini hidup lagi setelah lebaran tahun 2020 dan anggotanya bertambah banyak.
Seperti yang disampaikan, bahwa Allah akan memudahkan untuk mewujudkan niatan yang baik dan tulus dari beberapa orang, seperti ingin bersilaturahmi via WAG yang terkendala oleh protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Corona19. Himbauan dan bahkan larangan pertemuan fisik tidak diperbolehkan (social distancing). Termasuk larangan untuk mudik yang sudah membudaya di Indonesia.
Secara kebetulan, suatu hari Rohman yang hanya sekali-kali membuka FB dengan laptopnya, terkejut karena secara kebetulam "dicolek" oleh Johan, teman kelas 1E dulu waktu SMA. Johan meng-upload foto bertiga dengan Kintoko di akun FB nya.
Singkat cerita akhirnya Rohman mendapat nomor WA Kintoko dan mencoba japrian. Setelah mendapatkan alamat rumahnya, Rohman ngowes menuju ke rumah Kintoko dekat Universitas PGRI. Setelah ketemu dan ngobrol ternyata secara kebetulan Kintoko juga tiap hari Minggu ngowes.
Mereka sepakat suatu saat ke rumah Johan dengan sepeda ke Magelang, tepatnya di dekat Ketep, objek wisata pegunungan.
Bersambung.....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI