Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Parman (14)

30 Januari 2022   06:17 Diperbarui: 30 Januari 2022   06:18 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mengikuti empat PU Jawa, maka telah memenuhi syarat mengikuti PU Luar Jawa. Saat itu ada 2 opsi lokasi PU Luar Jawa,  yaitu PU di Kampus Lapangan Jambi atau memilih sendiri di Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri (HTI) di luar Jawa.

Mahasiswa yang memilih opsi PU luar Jawa di HPH atau HTI, harus berusaha mencari calon lokasi sendiri dan Fakultas membantu korespondensi dan administrasinya. Karena ini hal baru, mayoritas mahasiswa angkatanku memilih PU di kampus Jambi karena lebih pasti waktunya dan lebih mudah.

Kelebihan yang mungkin akan didapatkan jika memilih opsi ke-2, berdasarkan pengalaman yang pernah melaksanakan akan mendapatkan berapa fasilitas dari perusahaan seperti akomodasi, transportasi PP Jogja ke lokasi, uang saku, dan kemungkinan besar bisa masuk sebagai karyawan setelah lulus nanti. Namun upaya untuk bisa mengakses ke perusahaan HPH atau HTI tidak lah mudah dan perlu perjuangan.

Dengan berbagai upaya, aku dan empat teman, yaitu Oka, Teguh, Yayan, dan satu kakak kelas, Roma yang mencoba "berpetualang" memilih opsi ke-2. Tim ini kami sebut sebagai 5 Sekawan. Oka mempunyai Pakdhe yang Direktur di HPH tempat PU yang akan kita tuju di Kalimantan Timur.

Setelah berkas-berkas persyaratan dikumpulkan dan korespondensi dengan pihak perusahaan, tim 5 sekawan harus menunggu jawaban dari pihak perusahaan. Seminggu, dua minggu, tiga minggu ditunggu-tunggu belum ada jawaban. Padahal teman-teman yg mengadakan PU di Jambi sudah berangkat dan menjalankan prakteknya hari demi hari.

Sedangkan 5 sekawan menunggu dengan cemas, galau, bete, dan khawatir jika peserta PU Jambi datang, mereka belum berangkat juga. Jika ini yang terjadi, "Alamak muka kita mau ditaruh dimana bro?" Kataku sambil bersungut-sungut.

"Jokrit tentu akan ketawa terbahak-bahak sambil mengoda kita to bro?" lanjut Yayan.

Namun Oka berusaha menenangkan temen-temannya, "tenang kawan. Kalau sampe hari senin belum ada jawaban, kita tetap berangkat aja dan beli tiket kapal laut ke Kalimantan. Piye?"

Dengan tegad bulat, bagaikan pelaut yang telah mengembangkan layar dan pantang untuk balik ke pelabuhan dengan tanpa hasil, berangkatlah 5 Sekawan ke Kalimantan tanpa sepucuk surat izin dari perusahaan. Mereka berangkat dengan kapal Pelni dari pelabuhan Surabaya menuju Banjar Baru, Kalsel.

Setibanya di Kalsel, Teguh yang beberapa kali mejadi Co-Ass PU Jawa mahasiswa UNLAM disambut mahasiwa UNLAM yang pernah dibimbingnya. Aku pun masih kenal dengan beberapa mahasiswa yang pernah jadi panitia dan delgasi SMKI. Kami juga kenal dengan Ir. Violet (Istri dari Prof. Dr. M. Hatta mantan Menteri KLH) yang sedang menempuh S2 di UGM.

Karena perjalanan ke Balikpapan dengan Bus malam dari Banjarbaru, maka 5 Sekawan transit di rumah Prof. Dr. M. Hatta. Setelah rebahan, sore hari kami melanjutkan perjalanan menuju ke Samarinda ke rumah Pakdhenya Oka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun