Siapakah yang akan membela masyarakat asli Papua yang menjadi korban konflik?Â
Apakah kita akan membela kelompok masyarakat suku Dayak bila pembukaan ibu kota baru ternyata membawa dampak negatif?Â
Bila ternyata tidak ada suara yang satu, apakah kita masih pantas menyebut diri kita 'civilized society'? Jangan jangan kita jadi masyarakat (tak civilized) yang terbelah? Apakah Sumpah Pemuda masih relevan?
*) Refleksi diri pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018 berdasar pada perbaikan artikel yang pernah saya muat di Kompasiana.Â
Pustaka : Satu, Dua, Tiga, EmpatÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!