Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kalimantan Timur, Kerlip Bintang, dan Obrolan Warung Kopi Jakarta

27 Oktober 2019   16:11 Diperbarui: 29 Oktober 2019   18:24 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Qnyaman Ibu Ibu Dayak Basap (Foto : Nita Roshita)

Selain jarak jauh dari kota membuat akses mereka pada pembagian pupuk terbatas, ibu ibu ini memang lebih terbiasa dengan tumbuhnya tanaman secara alami. Ibu ibu memanfaatkan semua vegetasi yang ada. Mulai dari akar sampai daun pohon. Pengetahuan mereka akan tanaman sekitarnya mengajarkan kita akan manfaat daun-daun untuk kesehatan dan untuk pangan.

Tak ada yang disia-siakan dari hasil alam Teluk Sumbang. Mulai dari akar sampai daun pohon, semua bermanfaat. Bahkan, untuk kesehatan, warga Dayak Basap juga mengandalkan hasil alam. Misalnya, akar akaran kuning dikenal sebagai obat oleh masyarakat Dayak.

Mereka menyebut beberapa jenis penyakit seperti kolesterol, alat pencernaan hingga kanker dapat diobati dengan akar kuning. Banyak pohon lain yang disebutkan dapat menjadi obat. Kulit pohon Kayu Jawa sering dimanfaatkan untuk obat luka luar. Obat obatan itu selain diberikan kepada manusia juga diberikan kepada ternak, baik kambing maupun sapi.

Dan Kegalauan itu Datang
Setelah obrolan ke sana kemari tentang keindahan desa dan teluk, tibalah kegaulaun itu. Hiruk pikuk pembangunan jalan selebar 6 meter yang memotong hutan kami temui sepanjang perjalanan 7 jam dari Berau. Mereka memberitakan akan berdirinya pabrik semen.

Ibu-ibu mengeluhkan sudah mulai sulitnya mendapatkan air bersih, karena air menjadi keruh setelah bercampur dengan kars gamping. Ini membuat turbin air penyedot air tersumbat kapur. Rusaknya hulu sungai pada kawasan Sangkulirang-Mangkalihat akan menyebabkan kerusakan di sisi hilir juga.

Di siang hari, setelah mengadakan pertemuan dengan warga dan ibu ibu dari Suku Basap, kami bertemu warga lain di gedung SD Teluk Sumbang. Gedung SD ini rupa rupanya adalah satu satunya gedung pertemuan yang bisa kami pakai, selain ruang di gereja.

Beberapa warga harus ke Biduk Biduk, ibu kota kecamatan untuk bersekolah SMP atau SMA. Artinya mereka harus mengendarai kendaraan selama 1,5 sampai 2 jam perjalanan. Saya menghitung berapa biaya anak untuk bersekolah ke SMP di Kecamatan Biduk Biduk. Biaya bahan bakar motor, uang jajan, dan biaya karena risiko kecelakaan di jalan ada di hitungan itu.

Pembukaan akses jalan dan listrik akan membawa harapan masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan lebih baik. Anyaman perempuan perempuan dari suku Basap dapat dilakukan juga kapan saja. Ikan ikan dapat diproses dan lebih awet dengan bantuan listrik. Ada pula merica untuk dikembangkan dan mungkin dikemas dengan bantuan alat pres listrik.

Ada beberapa persoalan. Masyarakat bukan membutuhkan jalan yang besar dengan lebar 6 meter. Itu lebih tepat untuk jalan truk truk dan kendaraan industri semen yang akan dibuka, yang belum tentu masyarakat akan mendapatkan manfaatnya. Pembukaan jalan besar besaran tentu mengorbankan hutan-hutan lebih banyak dibandingkan dengan pembangunan jalan kelas kabupaten yang diperlukan masyarakat.

Hari beranjak sore dan kami harus kembali ke Tanjung Redeb, Ibu Kota Berau. Tujuh jam lamanya kami terguncang dalam kendaraan menuju Berau. Sempat kami berhenti dan balik ke lokasi satu kendaraan tim yang mogok. Saat itu sudah jam 22.00 malam. Mobil akhirnya ditinggalkan di tengah hutan, sekitar 2 jam menuju ibu kota Berau.

Setelah melalui perjalanan pulan dari Teluk Sulaeman ke Tanjung Setelah melalu perjalanan pulang yang jauh di tengah gelapnya hutan, tibalah kami di hotel yang kami tuju di Tanjung Redeb. Jam menunjukkan jam 12.30.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun