Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perempuan dan Pengetahuan Obat Tradisional

14 Juni 2019   13:30 Diperbarui: 15 Juni 2019   17:17 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perempuan dan Pengetahuan Obat Tradisional (Common.wikipedia.org)

Saat ini berkembang layanan 'Doula', yang berarti perempuan ( bahasa Yunani ). Doula adalah profesional terlatih yang membantu Ibu selama hamil, menghadapi proses persalinan, juga setelah Ibu melahirkan. Tidak sembarang orang bisa menjalani profesi ini, dia harus memiliki sertifikat Doula Internasional sebelum bisa bekerja. 

Kini, istilah doula dipakai untuk profesi pendamping bagi ibu yang ingin menjalani proses persalinan lebih cepat, dan pemulihan kondisi emosional dan fisik setelah melahirkan. Mirip peran dukun bayi. Nah, apakah layanan semacam juga sudah menjadi bagian dari sistem kesehatan di Indonesia?.

Pengobatan Tradisional dan Pengetahuan Perempuan
Beberapa praktik dan pengalaman yang dilakukan oleh perempuan yang memiliki pengetahuan obat-obatan tradisional perlu kita rekognisi. Ini termasuk dengan obat-obatan yang dihasilkan dukun beranak untuk mempersiapkan perempuan melahirkan dengan aman dan obat-obatan untuk merawat si ibu dan bayi setelah proses kelahiran.

Obat-obatan dan terapi sering dilakukan oleh dukun beranak kepada si ibu hingga si ibu siap untuk kembali menjalankan tugas sehari-harinya di rumah.

Di Indonesia, khususnya di Jawa, Ibu rumah tangga dan Mbok Jamu memproduksi obat-obatan yang sering kita sebut Jamu. Jamu memanfaatkan berbagai tanaman dan bagian tanaman, baik itu akar, batang, daun, buah dan bijinya. Jamu jamu bisa dibuat di dalam rumah tangga atau diproses oleh industri untuk dikemas demi kebutuhan praktis.

Saya pun sampai saat ini memanfaatkan jahe dan madu bila sedang influenza. Atau bila diare, saya coba batang 'kunci' (semacam akar akaran) yang dibakar dan diberi sedikit garam hingga menghasilkan sari Kunci sejumlah 1 sendok makan untuk langsung diminum. Atau, bila diare kita juga bisa memanfaatkan daun jambu yang ditumbuk. Ini semua menjadi ilmu pengetahuan praktis melalu pembiasaan sejak kecil. Mungkin juga karena saya tinggal di desa, obat-obatan praktis dari tumbuhan sekitar saya manfaatkan.

Dari sejarahnya, jamu-jamuan yang kita pergunakan berbasis resep yang memanfaatkan akar akaran, daun-daun dan rempah-rempah. Dipengaruhi oleh budaya India, Cina dan Arab, jamu kita cukup tersohor. Bahan bahan yang ada di sekitar kita sehinga mudah membuatnya dan murah harganya menjadi alternatif praktis (Slobadan Lekic).

Di banyak wilayah di Indonesia, tukang jamu gendong adalah solusi.  Pernah melihat tukang bangunan yang berhenti sejenak dari kerja dan menikmati jamu gendong? Kalau belum pernah melihatnya, sering-seringlah jalan-jalan ya:). Campuran jamu beras kencur, sinom, cabe lempuyang dan brotowali adalah menu yang biasa dibawa Mbok Jamu.

Memang, brotowali sekarang makin jarang karena jarangnya orang menanam. Brotowali yang bisa untuk penambah nafsu makan dan obat sakit kulit dan gatal gatal sebetulnya efektif. Jamu itu biasanya ditambahkan gula merah dan madu agar rasanya tidak pahit.

Nah, di kalangan laki-laki, jamu kuat sering dicari. Jamu di atas sering ditambahkan madu dan kuning telur mentah. Sebetulnya, ada pula jamu untuk perempuan untuk kebutuhan serupa, namun studi menunjukkan bahwa sedikit sekali akses konsumen perempuan pada pengetahun tentang jamu untuk meningkatkan gairah seksual.

Kemungkinan ini disebabkan oleh ditabukannya perempuan untuk membincang hal terkait seksual, apalagi soal obat yang meningkatkan gairah perempua. Masyarakat masih menganggap bahwa perempuan yang memiliki gairah seksual dan memikirkan upaya meningkatkan gairah seksual akan mendapat label 'perempuan nakal'. Kecuali bila dikemas dalam bahasa 'untuk mengharmoniskan hubungan suami istri'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun