Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Akhir Sang Penyair

19 Juli 2020   14:38 Diperbarui: 19 Juli 2020   14:42 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : www.deviantart.com/ardi bahart

Kisah Akhir Sang Penyair

Oleh : Levi William Sangi 

Pada sebuah senja disuatu ketika
Sepenggal kata demi kata terangkai indah oleh sang penyair tua
Kau duduk, diam, merenung, tercipta sastra yang tadinya kau buahi dalam kepala

Tangan mu terlihat gemetar ketika kata demi kata terakhir kau tuliskan pada secarcik kertas tua
Sepasang tangan tua yang tak lagi muda namun tetap dicintai oleh semua pena

Ku tahu setiap pena pasti bangga ketika kau memilih salah satunya untuk kau pakai menuliskan sebuah karya
Seakan kau memang terlahir untuk dicintai dan dipuja oleh semua mereka

Wahai penyair tua yang kini telah menutup usia
Banyak rindu yang tersusun rapi dalam sebuah kotak takdir yang tak bisa lagi kini kau buka
Rindu yang terus bertambah-tambah ketika kau kini dipanggil pulang menjadi pujangga sorga

Seandainya pena bermata dan kertas memiliki rasa, tangisan dan kesedihan mereka tak akan sembuh meski dibujuk oleh seribu pujangga.

Seandainya tangisan dan rindu kami semua bisa mengembalikan raga dan jiwa. Tak akan ada sorga sebagai tempat terakhir bagi mereka yang dikasihi oleh sang pencipta.

Katamu cahaya matahari tak bisa kau tolak dan matahari memaksamu menciptakan bunga-bunga
Tepat seperti yang ku rasakan sekarang, bahwa kepergian mu tak bisa lagi ku tolak dan kepergianmu memaksaku menciptakan bunga-bunga duka mengiringi langkah mu meninggalkan kami semua menuju ke suatu tempat terbaik di sorga.

Selamat jalan Sang Penyair Sapardi Djoko Damono, sosok pujangga tua, teman terbaik pena yang kini telah menutup usia.
Karyamu akan selalu dikenang, senantiasa abadi sepanjang masa.


Perkebunan Maendang, Desa Tandu, 19 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun