Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cinta dan Ketulusan Pengabdian, Tim Medis sebagai Garda Terdepan Melawan Musuh

23 Maret 2020   13:01 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:55 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : www.twitter.com/@PBIDI

Cinta & Ketulusan Pengabdian, Tim Medis Sebagai Garda Terdepan Melawan Musuh

Oleh : Levi William Sangi

Sejarah kini mencatat.
Menuliskan akan sebuah kisah mulia
Yang tak terbayangkan dan terimajinasikan selama ini.

Kisah tentang orang-orang berhati mulia yang tak pernah takut akan bahaya di genggaman tangan mereka.

Kisah tentang mereka yang sedang berjuang menghentikan keganasan covid19 yang telah membunuh ribuan nyawa di muka bumi ini.

Kisah tentang sumpah pengabdian mereka untuk melayani yang sakit agar bisa pulih dan berkumpul lagi dengan sanak keluarga mereka.

Mereka yang berusaha menyembuhkan kita dari sakit agar bisa kembali kerumah, sementara mereka tak tahu sampai kapan bisa kembali bercengkrama ria nak bebas bersama istri, suami dan anak-anak mereka.

Mereka yang meninggalkan kenyamanan mereka bersama orang yang mereka sayangi, hanya untuk berbagi perhatian dan sayang kepada mereka yang terbaring sakit.

Bagaimana bisa tim medis menjadi pasukan terdepan menghadapi musuh?
Musuh yang tak kasat mata, yang tak peduli baik itu bayi, anak kecil, orang dewasa dan bahkan tua renta bisa menjadi korban keganasan nya.

Mengapa dunia menghadapi darurat Covid19?
Bagaimana semua ini bisa terjadi?
Apakah ini hukuman atau cobaan ataupun sebuah hasil propaganda, aku tak peduli bagaimana kisah mulanya.
Mata dan hati ini hanya terpaku pada betapa mulianya para tim medis yang mengorbankan banyak hal menjadi garda terdepan menghadapi musuh kita ini.

Tiada senjata, tiada tameng, tapi kalian terus melangkah maju tanpa gentar sama sekali untuk kami.
Kerelaan hati kalian yang mulia meski nyawa kalian lah yang menjadi taruhannya.
Terimakasih untuk cinta kasih kalian bagi kami.
Bagi kami kalian lah pahlawan yang sesungguhnya, pahlawan yang bekerja siang malam tanpa henti agar semua bisa kembali seperti sedia kala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun