Acara dilanjutkan dengan makan malam yang menggambarkan kebersamaan keluarga besar Maluku diawali dengan doa Freddy Seipala yang duduk di kepala meja. Menu disajikan di meja panjang yang dihiasi bunga hidup dan lampu hias, menghadirkan cita rasa otentik seperti:
- Kohu-kohu, ayam rica, ikan cakalang suwir, ikan tenggiri saus, ikan bakar, colo-colo, tumis bunga pepaya, jantung pisang, ketupat santan, ubi dan singkong rebus, serta
- Menu unik: gudangan anggur laut (lat) -- jenis rumput laut segar yang dibawa dari Langgur Maluku Tenggara oleh Fien Sudirjo, dicampur parutan kelapa muda berbumbu yang diracik oleh Betty Hehanussa
Momen ini tak hanya mengenyangkan tetapi juga menjadi simbol kerinduan akan kampung halaman. Obrolan akrab, gelak tawa, dan sesi rapat kecil untuk mematangkan rencana Reuni Akbar GS'82 di bulan September 2026, turut mengisi kehangatan malam.
Sesi III: Bakudapa Bakupolo -- Dari Musik, Puisi hingga Joget
Sebagaimana tradisi keluarga di Maluku yang akrab berkumpul di malam hari, sesi ketiga mengusung tema Bakudapa Bakupolo. Dimana acara ini dibuka dengan pembacaan puisi oleh Fien Sudirjo, diiringi gitar oleh Rino Achmad, lalu dilanjutkan lagu "Tuhan Ada di Mana-mana" oleh Levina Litaay.
Kemeriahan mencapai puncak ketika para alumni larut dalam sesi cha-cha, jive, dan joget bersama sambil menikmati dessert seperti puding, kacang tual, buah segar, juice mangga dan guava. Lagu-lagu yang dibawakan oleh Hanny Haulussy, Ronia Hitipeuw, Diana Pattikawa, dan Febry Pical semakin menghidupkan suasana.
Penutup: Membawa Pulang Budaya, Rindu, dan Harapan
Acara ditutup dengan doa oleh Rino Achmad, namun momen tak berhenti di situ. Sebelum doa Koordinator WAG GS'82 Hanny Haulussy melanjutkan diskusi kecil untuk konsolidasi  alumni Jakarta dan persiapan Reuni 2026. Makanan sisa yang berlimpah dibagikan kepada para peserta sebagai bentuk kebersamaan dan kenangan.
Seluruh sajian -- dari snack hingga makanan berat dan dessert, merupakan kontribusi alumni, baik yang berdomisili di Jakarta, Ambon, Langgur, Batam, maupun keluarga tuan rumah. Yang paling menarik, beberapa alumni mengaku baru pertama kali mengenakan pakaian adat Maluku, menjadikan acara ini sebagai momentum yang mendalam.
Refleksi dan Harapan
Acara Bakudapa Bakupolo GS'82 ini bukan sekadar reuni, tetapi sebuah etalase budaya Maluku yang dikemas kreatif dan menyentuh. Semoga dapat menginspirasi alumni lain untuk mengemas reuni sebagai ajang memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah. Dokumentasi kegiatan berupa foto dan video telah dibagikan melalui platform media sosial seperti Facebook GS'82 dan Instagram GS'82.
Sampai jumpa di Ambon, September 2026. Salam budaya, salam bakudapa bakupolo!